"Sekarang itu sebetulnya jadwal kontrol. Kontrol yang memang harusnya itu di bulan November, dan yang terakhir di Januari, namun baru terlaksana hari ini," ucap Guntur saat ditemui di RSCM, Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Ba'syir menderita chronic venous insufiency atau kelainan di pembuluh darah vena sehingga membuat kakinya membengkak. Guntur mengatakan pemeriksaan kliennya saat ini dibutuhkan, lantaran kondisi Ba'asyir yang tidak kunjung membaik.
"Ini kontrol karena memang kondisinya beliau saat ini. Kondisi beliau belum sehat, kakinya masih sakit, masih bengkak," lanjutnya.
Ba'syir merupakan tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Dia divonis penjara 15 tahun Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2011 karena terbukti merencanakan atau menggerakkan pelatihan militer bersama Dulmatin alias Yahya Ibrahin alias Joko Pitono.
Diperbolehkannya Ba'syir keluar setelah ada rekomendasi rujukan dari dokter Lapas dan dokter dari organisasi kesehatan Mer-C yang diteruskan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Densus 88 Antiteror dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham terkait izin perawatan di luar Lapas.
"Mer-C yang merawat, kemudian pertama kali dirawat di RS Harapan Kita, selanjutnya dirujuklah ke RSCM untuk tindak lanjutnya," urai Guntur.
Abu Bakar Ba'syir tiba di RSCM Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (1/3/2018). Guntur mengatakan, saat ini Ba'syir masih menunggu hasil dari observasi dokter yang menangani kliennya.
"Tadi terakhir saya turun itu sedang dilakukan rekam jantung sekitar pukul 11.00 WIB. Pas masuk itu tensi, ambil darah dulu, rekam jantung habis itu apalagi saya enggak tahu lagi, saya turun ke bawah ini," tandasnya.