"Ya ada lah, utusan-utusan yang datang menawarkan termasuk bergabung (koalisi dengan pemerintah). Termasuk bergabung Pak Prabowo menjadi cawapres juga," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (2/2/2018).
Menurut Fadli, tawaran tersebut merupakan hal yang wajar. Kendati demikian, Partai Gerindra emoh menjadi partai pendukung pemerintah. "Sebab, partai yang tentu akan bicara tentang paket capres dan cawapres," jelas Fadli.
Fadli menilai, adanya tawaran dari Istana kepada Partai Gerindra, sebagai bentuk upaya untuk memunculkan calon tunggal pada Pilpres 2019 mendatang. Menurutnya, tindakan itu akan membahayakan demokrasi Indonesia.
"Saya kira ada upaya untuk menciptakan satu oligarki dan ini saya kira membahayakan demokrasi kita kalau kemudian ingin menciptakan satu oligarki tersendiri," tambah Fadli.
Wakil DPR RI itu menegaskan, Partai Gerindra sudah 100 persen mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden pada pemilihan mendatang.
"Saya kira Insyaallah 100 persen kita akan mendukung Pak Prabowo sebagai capres," pungkas Fadli.