"Saya maunya semua partai dukung Pak Jokowi. Ya enggak apa-apa (calon tunggal), kan enggak ada masalah," ujar Bambang saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, Jumat (13/3/2018).
Terkait pernyataan sejumlah pihak yang menyebut calon tunggal di Pilpres sebagai kemunduran demokrasi, Ketua DPR itu tak ambil pusing. "Siapa bilang, kita memilih demokrasi menyejahterakan masyarakat, atau kita memilih demokrasi yang menyengsarakan masyarakat," jelas dia.
Menurut Bambang, demokrasi saat pilpres berpengaruh terhadap kesinambungan pembangunan. Jika terjadi calon tunggal, tentunya program bisa dikebut dengan mudah.
Berbeda dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Menurutnya, munculnya calon tunggal pada Pilpres 2019 mendatang akan membahayakan demokrasi Indonesia. Isu calon tunggal ini dimulai ketika Fadli mengaku ada yang menawarkan Prabowo jadi cawapres Jokowi. Termasuk Partai Gerindra yang masuk kepada koalisi partai pendukung pemerintah.
"Saya kira ada upaya untuk menciptakan satu oligarki dan ini saya kira membahayakan demokrasi kita kalau kemudian ingin menciptakan satu oligarki tersendiri," kata Fadli.
Hitung-hitungan survei, memang nama Jokowi dan Prabowo terus ada di posisi teratas. Belum ada nama, setidaknya hingga saat ini, yang berhasil 'menggangu' komposisi klasmen capres itu. Nama-nama yang bermunculan, jarak elektabilitasnya terpaut terlampau jauh dari mereka berdua. Namun baru Jokowi saja yang mendapat dukungan resmi dari sejumlah parpol. Yang teranyar datang dari PDIP. Sedangkan Prabowo, masih wait and see.
Infografis (era.id)