Semarak Keberagaman dalam Cap Go Meh Glodok

| 04 Mar 2018 18:38
Semarak Keberagaman dalam Cap Go Meh Glodok
Cap Go Meh di Glodok, Jakbar, Minggu (4/3/2018). (Bagaskara/era.id)
Jakarta, era.id - Karnaval Cap Go Meh di Glodok, Jakarta Barat, sangat meriah, Minggu (4/3/2018) siang. Acara diperkirakan diikuti 2.000 peserta dari berbagai latar belakang. Karnaval dimeriahkan parade mobil raksasa yang hiasannya bertema ondel-ondel, naga, dan barongsai.

Menu utama karnaval adalah atraksi Barongsai, ada juga tradisi Gotong Tepekong, atau Toa Pe Kong, prosesi memanggul seperti kursi-kursi yang dianggap membawa arwah. Berdasarkan pantauan era.id, terlihat puluhan benda mirip klenteng mini itu diarak dan dibawa warga keturunan Tionghoa. Maksud daripada prosesi ini adalah untuk membuang sial.

Arak-arakan Gotong Tepekong dilakukan di sepanjang Jalan Hayam Wuruk hingga Jalan Gadjah Mada. Seorang warga Tionghoa bernama Edo (40) menjelaskan, prosesi ini dianggap sakral, dan tidak boleh jika dihalangi jalurnya meski tak berada di depannya langsung. Dia menyebut dalam kelenteng kecil itu terdapat arwah leluhur.

Edo percaya bahwa yang menggerakkan klenteng kecil itu bukanlah tangan manusia. Melainkan, arwah di atas klenteng yang menyerupai kursi tersebut.

"Arak-arakan arwah, ga boleh (dilangkahi)," ucapnya.

Karnaval Cap Go Meh Glodok 2018 dibuka Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani serta dihadiri sejumlah pimpinan lembaga negara di antaranya Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, dan anggota Wantimpres Agum Gumelar. Karnaval digelar sebagai bentuk syukur dan menjaga keberagaman.

Selain pentas seni budaya tionghoa, ditampilkan juga Paskibra dan marching band yang menambah keramaian karnaval tersebut.

 

Tags : cap go meh
Rekomendasi