"Kecenderungan kuat kita Insya Allah di luar Pak Jokowi. Karena kita enggak mau calon tunggal. Kalau semua bergabung ke Pak Jokowi ya bisa calon tunggal," ucap Yandri di Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).
Yandri menjelaskan, kencederungan PAN tak mendukung Jokowi bukan karena partai memiliki masalah dengan bekas Gubernur DKI Jakarta ini. Akan tetapi partai berlambang matahati itu mencoba memunculkan calon alternatif agar Pemilu 2019 lebih kompetitif.
"Sampai hari ini kecenderungan kuat itu di atas 80 persen ya kita ingin menghadirkan calon alternatif. Bukan karena benci Pak Jokowi. Calon tunggal malah tak elok," kata Yandri.
Wakil Ketua Komisi II DPR itu menyebut, ada kemungkinan partai-partai yang belum mendeklarasikan diri bakalan membuat poros baru pada pemilu nanti.
"Poros baru memungkinkan, kalau sampai hari ini enggak ada satu lagi yang pindah ke Jokowi, masih bisa. Masih bisa dua calon. Mungkin Pak Prabowo dengan calon sendiri, Gerindra, karena dia cukup mengambil satu partai. Nah dua partai yang lain bisa membuat poros baru," kata Yandri.
Poros baru bisa dibentuk oleh tiga partai yang belum menentukan arah dukungannya pada pilpres mendatang. Tiga partai itu adalah Partai Demokrat, PKB, dan PKS.
Terkait dengan koalisi, Yandri mengatakan, PAN sedang melakukan penjajakan dengan Partai Gerindra. Yandri mengatakan, ketika PAN berkoalisi dengan Gerindra, maka sudah cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebanyak 20 persen.
"Nah kalau misalkan PAN-Gerindra saja sudah cukup sebenernya. Lebih malah. 9 kursi lebih. Artinya kami mau dengan Gerindra saja bisa juga. Yang lain poros baru. Atau nanti mungkin dengan Gerindra siapa, yang lain buat poros baru," ungkap Yandri.
Dengan demikian kalau begitu menurut Yandri, menjadi tiga poros. Tiga poros itu pertama poros PDIP, Golkar, Hanura, PPP, dan Nasdem. Kedua poros Gerindra dan PAN. Ketiga poros Demokrat, PKB, dan PKS.
"Nah hari ini belum ada yang terjawab. Tapi kalau PAN Insya Allah bisa membangun poros baru atau PAN dan Gerindra seperti saya biang tadi, sudah cukup," tuturnya.
Yandri menambahkan, ada sejumlah sosok alternatif di luar Jokowi dan Prabowo yang layak dipertimbangkan menjadi capres. Mereka adalah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
(Infografis/era.id)