"Saya belum tahu, cuma saya yakin tidak akan ada calon tunggal jadi kita enggak cukup bodoh lah. Perkara menangkalkan nanti rakyat memutuskan, tetapi calon tunggal itu berbahaya karena bisa membunuh demokrasi," kata Amien, ditemui dalam acara silahturahmi tokoh nasional menuju Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Saat ini, kata Amien, lembaga-lembaga menjaga demokrasi malah terlihat tidak mendukung demokrasi. Salah satunya kebijakan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden, yang menurutnya justru tak mendukung demokrasi.
"Sesungguhnya ini berbahaya, kalau misalnya calon tunggal yang milih ini cuman 25 persen, berarti yang tiga per empat anak bangsa ibu ini emoh," cetus Amien.
Untuk itu, Amien berharap dari lima partai politik yang sekarang belum menentukan arah dukungannya pada Pilpres 2019 yakni PAN, PKS, Gerindra, PKB, dan Demokrat, agar dapat meramaikan kontestasi.
"Jadi saya kira mereka pun juga sebagai politikus yang bertanggung jawab tidak mungkin duduk diam tenang, karena ini sesuatu yang sangat menetukan," tandas Amien.
Kemarin, Ketua DPP PAN Yandri Susanto menyebut, partainya kemungkinan besar tidak mendukung Joko Widodo pada Pemilu 2019 mendatang. Dia beralasan, PAN tidak ingin Jokowi jadi calon tunggal pada gelaran pesta demokrasi lima tahunan itu. PAN bahkan menduga akan muncul tiga opsi dalam Pemilu 2019.
"Poros baru memungkinkan, kalau sampai hari ini enggak ada satu lagi yang pindah ke Jokowi, masih bisa. Masih bisa dua calon. Mungkin Pak Prabowo dengan calon sendiri, Gerindra, karena dia cukup mengambil satu partai. Nah dua partai yang lain bisa membuat poros baru," kata Yandri di Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).