Seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (10/3/2018), media Korea Utara, Rodong Sinmun memang memberitakan kunjungan delegasi senior Korea Selatan awal pekan ini, namun tidak ada liputan penting terkait undangan Kim kepada Presiden AS Donald Trump atau Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada April mendatang.
Di saat hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan di ambang perbaikan, sejumlah media Korea Utara justru terus mengkritik Amerika Serikat, terutama mengenai rencana latihan militer gabungan dengan Korea Selatan pada akhir bulan ini.
"Di Korea Utara, pemimpin tidak akan memutuskan untuk merilis kabar ini ke media sampai mereka tahu pasti KTT tersebut terjadi," kata Shin Beom-chul, seorang profesor di Akademi Diplomatik Nasional Korea di Seoul.
"Harus ada kesepakatan di lingkaran dalam Korea Utara tentang hal ini. Tidak ada alasan mengapa harus berjanji untuk melakukan denuklirisasi Korea Utara kepada rakyatnya sekarang jika masih ada kemungkinan rencana tersebut berantakan," kata Shin.
Hal tersebut dipertegas oleh Kang Mi-jin - seorang pembelot Korea Utara yang bekerja di situs CNN Daily yang berbasis di Seoul dan secara teratur berbicara dengan sumber-sumber di Utara - yang mengatakan, Korea Utara belum membuat pengumuman mengenai rencana pertemuan kedua negara jika belum ada perintah dari orang terdekat Kim.
"Saya yakin keputusan seperti itu hanya ditangani oleh pejabat tinggi yang dekat dengan Kim Jong Un. Saya tidak berpikir pejabat reguler pemerintah/militer mengetahui pertemuan puncak tersebut," kata Kang.
Pertemuan antara Kim dan Trump jelas sangat dinantikan seluruh dunia. Pertemuan keduanya akan menjadi peristiwa penting yang dapat mengubah haluan politik internasional kedua negara dan dunia.
Sebelumnya, Korea Selatan menyampaikan kabar kepada Amerika Serikat terkait kemungkinan terbukanya dialog Negeri Paman Sam itu dengan Korea Utara dalam beberapa waktu ke depan. Kemungkinan itu terbuka usai kabar yang menyebut Korea Utara telah memutuskan menghentikan penggunaan senjata nuklir.