Yayasan Arek Lintang (Alit) terbentuk sejak tahun 1998 di Surabaya. Arek Lintang yang berarti anak bintang, memberikan kesempatan kepada anak-anak kaum marjinal, untuk mendapatkan pendidikan, dan pelatihan agar memiliki taraf ekonomi yang lebih baik.
Tidak hanya itu, Yayasan Alit juga memberikan pendampingan hukum bagi anak-anak yang membutuhkan. Jika dihitung sejak awal berdiri, yayasan ini telah mendampingi sekitar sepuluh ribu anak.
Dalam setahun terakhir, Alit aktif menampung dan mendidik sekitar 800 anak yang ada di Surabaya, Bromo Pasuruan, Sumenep Madura, Gianyar Bali, Maumere Flores, dan Boyolali Jawa Tengah. Hingga kini, Alit memiliki pendonor tetap baik dari Indonesia maupun luar negeri yaitu Jerman, untuk memenuhi biaya operasional.
20 tahun berdiri, Yuliati menyadari, tantangan terbesarnya adalah menjaga konsistensi. Apalagi kini ia telah berkeluarga dan memiliki anak. Ia harus bisa membagi waktu dan peran. Namun ia bersyukur karena suami dan anaknya ikut mendukung dan menjadi relawan. Meski menghadapi berbagai tantangan, ia terus memupuk semangat untuk berbagi dan membantu orang lain.
Puluhan tahun terjun sebagai aktivis, Yuliati mulai dikenal dan diliput berbagai media, tantangan lainnya adalah 'dilamar' berbagai partai politik. Namun ia menyadari, tidak semua aktivis harus terjun di dunia politik.
Ia memilih tetap fokus dan setia untuk mendidik sekaligus menjadi ibu para anak kaum marjinal di Yayasan Alit. Harapannya sederhana, agar anak-anak mendapat pendidikan yang layak, sehingga tidak ada lagi anak di bawah umur yang harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.