Partai utama pengusung Jokowi, PDIP, tidak menutup ruang untuk figur dari luar partai politik menjadi cawapres. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, dari beberapa kriteria cawapres untuk Jokowi, di antaranya harus sering bertemu masyarakat, memahami masalah, dan tentunya bersih serta berintegritas.
"Tidak ada dikotomi bagi PDIP. Semua terpanggil sebagai pemimpin untuk bangsa juga memiliki komitmen sama," kata Hasto, Kamis (15/3/2018).
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun, mengatakan sangat besar kemungkinan cawapres Jokowi berasal dari luar partai politik. Opsi itu bisa dipilih untuk menjaga soliditas partai pendukungnya.
Dia menjelaskan, jika dihitung berdasarkan besarnya modal dukungan, Partai Golkar paling berpeluang mengisi posisi cawapres untuk Jokowi. Pasalnya, perolehan kursi Golkar di DPR paling besar setelah PDIP. Namun, hal itu tidak akan mudah karena semua partai pendukung Jokowi juga mengajukan nama cawapres.
Golkar memunculkan nama ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai bakal cawapres, Partai Hanura juga memunculkan nama Wiranto, dan PPP mengajukan nama Romahurmuziy untuk cawapres Jokowi.
"Kalau pakai logika politik, ya Golkar yang cawapres, tapi kan enggak semua parpol menerima," ucap Ubedilah, kepada era.id, Kamis (15/3/2018).
Baca Juga : Kata Pendukung soal Bos Startup Dampingi Jokowi
Menurutnya, pembicaraan di antara partai pendukung Jokowi akan sangat alot saat menyinggung figur cawapres. Semua partai politik punya kepentingan karena keputusannya bakal memengaruhi konstelasi politik selanjutnya.
"Semua partai berkepentingan dan membuat Jokowi akan lama di situ (menentukan cawapres), ada pertimbangan politik, ada pertimbangan 2024, ada pertimbangan kepentingan lain," ujarnya.
Sebagai alternatif, kata Ubedilah, Jokowi dan partai pendukungnya bisa menggodok nama lain dari luar jalur politik. Misalnya figur-figur muda yang berprestasi, jadi idola, sehingga potensial menambah dukungan untuk Jokowi.
Menurut dosen Sosiologi Politik UNJ itu, figur muda seperti pendiri startup Go-Jek, Nadiem Makarim; Traveloka, Ferry Unardi; Bukalapak, Ahmad Zaky; dan Tokopedia, William Tanuwijaya, yang berhasil membangun perusahaan bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS, sangat potensial sebagai bakal cawapres alternatif.
Baca Juga : Waktunya Jokowi Cari Cawapres Selain Politikus
Jokowi bisa mengambil salah satu di antara empat pemuda yang sukses dalam ekonomi digital di Indonesia itu sebagai cawapres jika negosiasi dengan partai pendukung berjalan tepat. Anak-anak muda itu belum berpengalaman di politik, tapi bisa menjaring ceruk suara pemilih milenial.
"Ada peluang bagi Jokowi untuk menarik anak muda yang berlatar belakang profesional, berbasis pada teknologi digital. Kalau cawapres datang dari anak muda pebisnis startup itu memungkinkan," ungkapnya.