Demokrat Anggap Biasa Pratikno ke Markas Go-Jek
Demokrat Anggap Biasa Pratikno ke Markas Go-Jek

Demokrat Anggap Biasa Pratikno ke Markas Go-Jek

By bagus santosa | 15 Mar 2018 18:29
Jakarta, era.id - Orang kepercayaan Presiden Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyempatkan diri datang ke markas Go-Jek Indonesia pada 22 Januari 2018. Nadiem banyak cerita tentang Go-Jek kepada Pratikno pada pertemuan itu.

Partai Demokrat menilai, pertemuan ini merupakan hal yang biasa. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Padjaitan bahkan menganggap pertemuan ini bukan sebuah pertemuan politik. 

Menurutnya, setiap pertemuan politik melibatkan tokoh politik. Sedang pertemuan tadi, bukan dilakukan oleh tokoh politik.

"Saya kira siapapun boleh berkomunikasi, ya," kata Hinca di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (15/3/2018).

Nadiem merupakan salah seorang pengusah muda sukses. Lewat tangan dinginnya, PT Go-Jek Indonesia menjadi sebuah unicorn, predikat khusus buat startup yang valuasinya melebihi angka 1 miliar dolar AS. 

Mitra Go-Jek pun cukup banyak, mencapai jutaan orang. Belum lagi pelanggannya yang mencapai belasan juta orang. Ini potensial untuk jika dikonversi menjadi suara.

Kesuksesan pria lulusan Harvard itu tak membuat Partai Demokrat berkeinginan menyodorkannya sebagai pendamping untuk Joko Widodo di Pemilu 2019 dari kalangan pengusaha. 

Menurut Hinca, Partai Demokrat masih tetap pada keteguhan awal, yakni menjual sosok Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono di Pemilu 2019. Sayang dia tak menjelaskan Agus maju sebagai apa pada perhelatan lima tahunan ini.

"Dari Partai Demokrat, tanggal 10 sampai 11 Maret kami rapimnas, (tanggal) 11 kami melepas seorang anak muda (Agus Harimurti Yudhoyono) yang berpidato dan diterima masyarakat luas, mudah-mudahan itu bisa diterima dan kami fokus ke dia," terangnya.

Guna memperkuat posisi politik Agus Yudhoyono, Hinca menambahkan, Partai Demokrat gencar melakukan komunikasi politik dengan partai politik yang ada di Indonesia. 

Komunikasi ini diharapkan mampu menambal suara Partai Demokrat yang hanya 10,1 persen pada saat Pemilu 2014 silam. Sebab, untuk mencalonkan presiden mesti memenuhi syarat 20 persen suara.

"Saya beritahukan, tidak ada satu partai politik hari ini yang bisa mencalonkan sendirian. Dia harus bergabung, berkoalisi minimal 20 persen. Nah, demokrat punya 10,1 persen. Itu banyak lho, meskipun belum bisa sendirian karena itu kami bersiap betul. Kami siapkan calonnya, kami siapkan partainya," kata dia.

Rekomendasi
Tutup