Sampah yang tampak itu kebanyakan berasal dari plastik, wadah makanan dari plastik, kayu, dan lainnya.
Kepala Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Hardiman mengklaim, tumpukan sampah tersebut baru berkumpul di sini sejak awal Februari 2018.
Yusen menduga sampah tadi mencapai 1.000 meter kubik dengan ketebalan 1,5 meter di atas permukaan laut.
Dia pun mengaku kebingungan dengan keberadaan sampah ini. Sebab, yang dia tahu kawasan ini adalah tempat pembibitan ikan bandeng.
"Semula ini adalah tempat pembibitan ikan bandeng oleh komunitas masyarakat penggiat lingkungan taman Mangrove Muara Angke namun tiba-tiba ada rob, yang berasal dari angin barat," sebut Yusen di lokasi, Sabtu (17/3/2018).
Dia mengatakan, selama satu bulan belakangan ini, ombak yang menggulung dari laut utara Jakarta membuat sampah berkumpul di teluk ini. Ini yang membuat timnya lambat dalam bertugas.
"Saat anak buah saya mau tempur (membersihkan pada Februari), kapal tidak bisa sandar karena cuaca. Kalau cuaca besar kapal tidak bisa sandar, kalau surut pun kapal tidak bisa sandar juga," ujarnya.
Teluk Muara Angke (Diah/era.id)
Kesulitan membersihkan sampah
Hingga siang ini, petugas gabungan melakukan pembersihan sampah itu. Targetnya, sampah ini bisa kelar dibersihkan selama satu pekan ke depan.
Namun, 80 petugas yang bertugas ini mendapatkan kesulitan karena sampah-sampah ini diangkut secara manual dengan menggunakan keranjang dan baru dibawa dengan kapal fiber yang kemudian dibuang ke Bantar Gebang.
Kapal fiber tadi bersandar di dermaga Muara Angke. Ada empat kapal yang bolak-balik mengangkut sampah ini.
"Penanganan sampah ini memakan waktu kurang lebih 1 pekan. Kita belum pakai alat berat karena tanahnya lunak, takutnya ambles. Kita lihat dulu sektor tanahnya," ujar Yusen.
Setelah benar-benar bersih, rencananya Dinas LH Kepualauan Seribu bersama Komunitas Mangrove Muara Angke akan mengedukasi warga untuk menanam mangrove di wilayah bekas pembibitan ikan bandeng tersebut.
"Setelah ini bersih, kami sudah berkolaborasi dengan mangrove volunteer, masyarakat penggiat lingkungan Hutan Mangrove Angke, akan dilakukan edukasi kepada masyarakat yaitu kami akan menanam mangrove di sini," lanjut Yusen.