Dua Pejabat Peru Mundur, Terima Vaksin COVID-19 Lebih Dulu dari Masyarakat Umum

| 15 Feb 2021 18:46
Dua Pejabat Peru Mundur, Terima Vaksin COVID-19 Lebih Dulu dari Masyarakat Umum
Esther Elizabeth Astete, mantan menteri luar negeri Peru. Ia satu dari 2 menteri Peru yang mengundurkan diri karena skandar vaksinasi COVID-19 di negaranya. (Foto: Wikimedia Commons)

ERA.id - Program vaksinasi Coronavirus Disease (COVID-19) di Peru memicu skandal dan aksi protes karena sejumlah menteri dan eks presiden divaksin ketika belum satu pun warga setempat yang didaftarkan untuk menerima vaksin.

Skandal ini pun pecah di negara Amerika Latin tersebut, bahkan memicu pengunduran diri beberapa pejabat. Pada Senin, (15/2/2021), Menteri Luar Negeri Peru Elizabeth Astete mengundurkan diri dari jabatannya mengikuti jejak Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti yang telah mundur pada pekan lalu, seperti dilansir dari Al Jazeera.

Lewat cuitan di Twitter pada Minggu, Astete mengakui telah divaksin pada pekan lalu dan menyebut keputusan itu "sebuah kesalahan berat". Ia mengaku tidak akan menerima dosis kedua vaksin korona.

Aktivitas vaksinasi para pejabat Peru ini pertama kali diungkap sebuah surat kabar yang menyatakan Presiden Martin Vizcarra telah menerima satu suntikan vaksin COVID-19 Sinopharm pada bulan Oktober 2020.

Media setempat melaporkan bahwa vaksinasi para pejabat senior di Peru ini tengah diinvestigasi oleh Jaksa Agung Zoraida Avalos.

Sementara itu, kemarahan publik Peru makin memuncak menyusul berita vaksinasi para pejabat tersebut, demikian dilaporkan Al Jazeera. Pemerintah Peru menyatakan berusaha memvaksin jutaan warga per Juli nanti.

Peru sendiri adalah salah satu negeri Amerika Latin yang cukup terdampak oleh pandemi, di mana rumah-rumah sakit telah kepenuhan pasien. Vaksinasi terhadap COVID-19 baru dimulai pada 8 Februari setelah mendapat pasokan 300.000 dosis vaksin.

Presiden Vizcarra, 57 tahun, dikabarkan mendapat suntikan vaksin beberapa pekan sebelum dimakzulkan karena sejumlah korupsi di masa lalu. Ia mengaku mendapat suntikan vaksin sebagai relawan uji klinis, namun, hal ini dibantah oleh pihak Cayetano Heredia University sebagai penyelenggara uji klinis di Peru.

"Bukan sesuatu yang mustahil seseorang menggunakan jabatan publik untuk mendapat keuntungan pribadi di tengah krisis. Orang-orang tersebut perlu diinvestigasi dan mendapat hukuman," sebut Mirtha Vasquez, presiden Kongres Peru kepada America TV.

Media Peru berspekulasi bahwa tak hanya 2 eks menteri Peru tadi saja yang telah menerima suntikan vaksin. Hal ini memicu pernyataan dari kepala staf presiden dan 12 menteri lainnya bahwa mereka sama sekali belum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.

Rekomendasi