Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sektretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan, sebelum lesehan, Jokowi memulai perbincangan dengan para mahasiswa sambil berjalan kaki bersama 29 mahasiswa. Dari 29 mahasiswa itu, 15 orang di antaranya berasal dari Papua.
Mereka berjalan kaki dari hotel tempat Jokowi menginap menuju distrik bisnis Wellington di Waterfront Wellington, yang jaraknya sekitar 1 kilometer. Dalam perjalanan bersama para mahasiswa, ada beberapa WNI yang turut serta berjalan kaki dan ingin berbincang dengan Jokowi.
Kemudian Jokowi bertemu seorang dosen asal Papua, Marvijs Ajoomi, dan menceritakan pengalaman hidupnya di Negeri Kiwi tersebut.
"Saya datang dari umur 15 tahun, tidak bisa bahasa Inggris sama sekali. Saya bersyukur bisa diberikan kesempatan. Dari SMA, lanjut S1, lalu S2, sekarang mengajar di salah satu perguruan tinggi di sini," tutur Marvijs, seperti dikutip Antara.
Baca Juga : Jokowi Teken Kerja Sama Berantas Terorisme
Jokowi berjalan kaki bersama mahasiswa Indonesia di Selandia Baru (setkab.go.id)
Selama perbicangan, Jokowi juga menerima kritik dan saran dari para mahasiswa. Salah satu usulan yang mencuat adalah agar adanya employment opportunity, yang berarti kesempatan kerja bagi lulusan luar negeri diperluas.
"Bapak, kalau saya boleh sharing, sudah mulai banyak adik-adik kita yang selesai. Jadi, mungkin ke depannya kalau memang ada kesempatan bagi mereka untuk kembali dan mengabdi pada negara, mungkin employment opportunity setelah mereka selesai," ujar seorang mahasiswa disambut tepuk tangan riuh.
Perbincangan yang begitu mengalir juga membawa Jokowi pada ceritanya kepada para mahasiswa Indonesia mengenai perkembangan infrastruktur di Papua. Jokowi bercerita soal pembangunan jalan, jembatan, airport, serta pelabuhan untuk membuka daerah yang terisolasi.
Jokowi pun tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk nge-vlog bersama para mahasiswa. Dia juga bertemu dengan seorang WNI bernama Dedy Muardi asal Yogyakarta yang datang jauh-jauh dari Auckland ke Wellington, dengan membawa pelat mobil bertuliskan "JOKOWI".
Perjalanan darat selama 10 jam pun ditempuhnya untuk bertemu dengan Jokowi yang kemudian menandatangani pelat nomor tersebut.
Dalam obrolan santai tersebut, hadir juga Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekreteris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.