Hasilnya, Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus unggul dengan perolehan 26 persen, disusul penantangnya Edy Rahmayadi-Musa Rejakshah dengen 25,8 persen. Sementara, pasangan JR Saragih dan Ance Selian jauh tertinggal di angka 8,4 persen.
Survei itu dilakukan di 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dengan responden sebanyak 800 orang dengan margin of error 3,46 persen, pada tanggal 4-10 Feburari 2018. Sedangkan, metodologi yang digunakan dalam survei adalah multistage random sampling.
Sementara itu, Djarot juga unggul sebagai nama calon kepala daerah yang paling dikenal di Sumut dengan persentase 68,4 persen. Jumlah ini mengungguli rivalnya, Edy, yang hanya 62,9 persen, JR Saragih 40 persen, Sihar Sitorus 34,7 persen, Musa Rajekshah 30,8 persen, dan Ance Selian 14 persen.
Infografis (era.id)
Kemudian, Djarot juga unggul sebagai cakada Sumut yang paling disukai dengan persentase 70,9 persen, Edy 66,6 persen, Saragih 55,9 persen, Sihar 67,3 persen, Musa 66,2 persen, dan Ance 24,1 persen.
"Kalau bicara (Pilkada) Sumut, kalau siapa yang menang, bagaimana menghadirkan situasi aman dan kondusif. Selisihnya tipis, maka terjadi pertarungan keras," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, dalam acara rilis hasil survei Indo Barometer di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Baca Lagi : Pilkada Sumut, Bersaing di Kantong Golput
(1).jpg)
Infografis (era.id)
Menanggapi hal tersebut, politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait, merasa senang terhadap hasil survei. Menurutnya, Djarot sebagai cagub yang diusung partainya, memiliki kepribadian yang penting sebagai calon pemimpin karena dipercaya bersih dari korupsi.
"Alasan kepribadian calon sangat penting sekali. Isu bersih dari korupsi itu menjadi isu sangat penting di Sumut, dan Djarot sangat tinggi," kata Maruarar di lokasi.
"Saya menggarisbawahi soal jujur, bersih dari korupsi dan mampu memimpin," imbuhnya.
