Polcomm: Agus Yudhoyono Potensial Capres Poros Ketiga
 Polcomm: Agus Yudhoyono Potensial Capres Poros Ketiga

Polcomm: Agus Yudhoyono Potensial Capres Poros Ketiga

By Aditya Fajar | 25 Mar 2018 14:01
Jakarta, era.id - Lembaga Survei Political Communication Institute (Polcomm) merilis hasil survei mengenai kemungkinan munculnya poros ketiga dalam Pilpres 2019. Wacana poros ketiga tersebut, menurut survei akan muncul dari Partai Demokrat, PAN, dan PKB.

Dari hasil survei ditemukan 37,47 persen responden yang menginginkan adanya tiga pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019. Sementara 41,15 pesen responden menjawab ingin ada dua pasangan calon (paslon), 13,50 persen menjawab tidak tahu, dan 7,78 persen ingin satu paslon saja. 

"Survei Polcomm juga bertanya apakah poros ketiga akan terbentuk 30,45 persen menjawab akan terbentuk; 20,19 persen tidak yakin terbentuk, dan mayoritas responden menyatakan tidak tahu sebesar 49,36 persen," kata Direktur Polcomm, Heri Budianto, saat merilis hasil survei tersebut, di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (25/3/2018).

Jika poros ketiga terbentuk, kata Heri, sebanyak 21 persen responden menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY maju sebagai capres. Disusul dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan 15,33 persen, kemudian mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 12,33 persen, Mahfud MD 10,25 pesen, dan Muhaimin Iskandar sebanyak 9,42 persen. 

Sementara itu, sebanyak 21,25 persen menilai Zulkifli Hasan pantas diusung menjadi cawapres, disusul AHY 19,25 persen, Gatot Nurmantyo 17,17 persen, Muhaimin Iskandar 9,75 persen, dan Yusril Ihza Mahendra 8,33 persen.

"Kalau bicara tentang poros ketiga kan tiga partai yang bisa mengusung itu, Demokrat, PKB, dan PAN, dan itu cukup 20 persen suara parlemen dari hasil Pemilihan Legiatif 2014," kata Heri.

Baca Juga : Pesaing Agus Yudhoyono dari Internal Demokrat

Dia mengatakan, jika kemudian muncul capres-cawapres poros ketiga, maka pertarungan di pilpres akan lebih panjang. Pasalnya, distribusi suara pemilih akan menyebar. Heri memprediksi, kemungkinan paslon untuk mendapatkan perolehan suara di atas 50 persen menjadi kecil jika poros ketiga muncul. 

"Kalau ada tiga pasang, ini bisa jadi Pak Jokowi merasa was-was juga. Tapi kalau hanya dua pasang, Jokowi akan punya kans yang lebih besar untuk menang, bertarung dengan siapa pun, termasuk dengan Prabowo Subianto," ujar Heri.

Heri menjelaskan, jika hanya ada dua paslon, parpol-parpol yang tidak mendukung Jokowi akan diuntungkan. Sebab, pemilih yang tidak memilih Jokowi kemungkinan besar mereka akan memilih partai yang mengusung penantang Jokowi.

Meski demikian, Heri mengatakan, berat jika Partai Demokrat, PAN, dan PKB, ingin membentuk poros ketiga. Hal ini berkaitan dengan tokoh yang nantinya akan diajukan oleh ketiga partai untuk maju sebagai capres-cawapres.

"Ketiga ketua partai akan kesulitan kemudian mereka bersepakat. Kalau AHY dimajukan, belum tentu Cak Imin dan Pak Zul itu setuju, begitu pun sebaliknya," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan, kemungkinan adanya poros ketiga masih sangat besar. Meskipun, kata dia, kemungkinan lebih besar terbentuk dua poros daripada tiga poros.

"Bagaimana pun juga, the art of possibility mungkin saja masih ada tetap poros ketiga. Meskipun kemungkinannya kalau dengan dua poros masih lebih besar dengan dua poros ketiga itu juga akan kelihatan," imbuh Roy.

Survey dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi, dengan wawancara langsung pada tanggal 18 Maret - 21 Maret 2018. 

Tags : pilpres 2019
Rekomendasi
Tutup