Terkait itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menanggapi santai. Dia bilang, partai berlambang kepala banteng itu tak akan tergesa-gesa memutuskan sosok pendamping Jokowi, sekalipun itu adalah Nadiem.
“Bagi kami, terkait dengan pemimpin, kami tidak tergesa-gesa. Kami memerlukan langkah kontemplasi, kami memerlukan langkah untuk mendengarkan rakyat untuk putra-putri terbaik kita,” kata Hasto usai bertandang ke kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro nomor 60, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/3).
Infografis (Arno, Wicky/era.id)
Menurut Hasto, PDIP bakal selektif betul untuk menentukan sosok seperti apa yang pantas mendampingi Jokowi pada pilpres mendatang. Bukan hanya sebagai cawapres, tapi juga untuk menentukan sosok yang pantas membantu kinerja pemerintahan Jokowi dari barisan kabinet.
Baca Juga : Peluang 4 Unicorn Indonesia di Panggung Politik
“Mana yang nantinya layak untuk diperjuangkan menempati posisi sebagai wakil presiden mendampingi Pak Jokowi, mana yang juga memiliki kemampuan, profesional, leadership, tetapi sekaligus juga kemampuan pengorganisasian yang baik untuk ditugaskan sebagai menteri sesuai dengan kompetensinya,” kata Hasto.
Dari sinyal yang diberikan Hasto sih, sepertinya penetapan pendamping Jokowi masih harus melalui jalan panjang. PDIP, dikatakan Hasto telah menetapkan sejumlah tahapan yang wajib dilalui untuk sampai pada tahap itu, termasuk mengomunikasikan pada partai-partai pendukung.
“Kami ada tahapan-tahapan, ada waktunya nanti kami umumkan siapa yang diusulkan PDIP untuk mendampingi Pak Jokowi. Dan kesepakatan tadi dengan PPP dengan Golkar, itu (Cawapres Jokowi) kami akan bahas nanti setelah pelaksanaan Pilkada serentak,” ujar Hasto.
Infografis (Sumber: PSI)
Baca Juga : Pak Jokowi, Gandeng Bos Startup Jadi Cawapres?
Soal kriteria calon, PDIP punya bayangan, bahwa pendamping Jokowi nantinya haruslah sosok yang berdedikasi, siap bekerja keras serta memiliki sikap kepemimpinan yang mampu mempersatukan seluruh anak bangsa.
“Ini kan untuk rakyat, sehingga kami akan melihat mana yang berjibaku untuk rakyat, mana yang kepemimpinan yang baik, kepemimpinan yang menyatukan, bukan kepemimpinan yang membelah. Itu yang dicari oleh PDIP. Dan yang terpenting adalah yang bisa diajak kerjasama dengan pak Jokowi,” tandasnya.