Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra Muhawmmad Syafi’i mengatakan, partainya tidak takut kalah dengan Jokowi. Partai Gerindra, kata dia, punya visi untuk memunculkan presiden baru tahun 2019. Menurut dia, pemerintahan Jokowi memiliki sejumlah kelemahan dan bisa diatasi oleh figur capres yang diusung Gerindra.
"Kalau menghadapi yang sekarang ini (Presiden Jokowi) bagi kami tidak ada masalah," katanya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/3/2018).
"Indonesia sudah hancur memang harus ada presiden alternatif, utang kita kemarin sudah Rp4.300 triliun. Harus cepat-cepat ganti presiden," tuturnya.
Untuk masalah utang ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah meluruskannya. Menurutnya, utang merupakan salah satu instrumen kebijakan dalam pengelolaan keuangan negara dan perekonomian.
"Utang bukan merupakan tujuan dan bukan pula satu-satunya instrumen kebijakan dalam mengelola perekonomian," ujar Menkeu dalam keterangan tertulis yang diterima era.id, Jumat (23/3).
Dalam konteks keuangan negara dan neraca keuangan pemerintah, kata Sri, banyak komponen selain utang yang harus juga diperhatikan. Misalnya sisi aset yang merupakan akumulasi hasil dari hasil belanja pemerintah pada masa-masa sebelumnya. Dia menambahkan, bahwa nilai aset tahun 2016 (audit BPK) adalah sebesar Rp5.456,88 triliun.
Nilai ini, lanjut Sri, belum termasuk nilai hasil revaluasi yang saat ini masih dalam proses pelaksanaan untuk menunjukkan nilai aktual dari berbagai aset negara, mulai dari tanah, gedung, jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, dan lainnya.
Hasil revaluasi aset tahun 2017 terhadap sekitar 40 persen aset negara, sambung Menkeu, menunjukkan bahwa nilai aktual aset negara telah meningkat sangat signifikan sebesar 239 persen dari Rp781 triliun menjadi Rp2.648 triliun, atau kenaikan sebesar Rp1.867 triliun.
Baca Juga : Sri Mulyani Angkat Bicara soal Utang Indonesia
Kembali ke Partai Gerindra, partai ini berencana mendeklarasikan ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden pada April mendatang. Hal itu juga bersamaan dengan pengumuman nama cawapres yang akan mendampingi Prabowo di pertarungan elektoral lima tahunan tersebut.
Sedikitnya, ada tiga nama cawapres yang akan disandingkan dengan Prabowo. Namun, nama-nama itu belum diumumkan ke publik dan masih dirahasiakan.
"Dari lima nama, sekarang menjadi tiga nama. Masih kita simpan (nama-namanya). Bersamaan dengan deklarasi Prabowo sekaligus diumumkan siapa nama cawapresnya," ujar Syafi'i, Senin (26/3).
(Infografis/era.id)