"Kemenhub memiliki perhitungan harga tarif pokok ojek online sekitar Rp1.400-1.500. Dengan keuntungan dan jasanya sehingga tarifnya menjadi Rp2.000. Namun, Rp2.000 itu harus bersih, jangan dipotong menjadi Rp1.600 atau berapa," kata Menhub, seperti dikutip laman setkab.go.id, Kamis (29/3/2018).
Dia juga berharap perusahaan penyedia jasa ojol membahas masalah tersebut secara internal, sehingga pada Senin (2/4) sudah ada keputusan.
Budi menambahkan, penentuan tarif ojol adalah hak perusahaan untuk menentukan. Pemerintah tidak boleh menekan dan mengintervensi, karena perusahaan juga memiliki perhitungan tersendiri untuk mengeluarkan seberapa besar tarif per kilometernya.
Demonstrasi pengemudi ojok, di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/3/2018) (Yohanes/era.id)
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menambahkan, permasalahan tarif ojol bukan soal naik atau tidaknya tarif, melainkan soal peningkatan pendapatan pengemudi.
"Itu sudah kami sampaikan pesan pengendara ojek ini kepada aplikator. Prinsipnya mereka akan menyesuaikan, besarannya itu mau menjadi berapa, nanti mereka yang akan menghitung lagi,” ujar Moeldoko.
Moeldoko melanjutkan bahwa usaha antara perusahaan aplikator dan driver ojol adalah bersifat kemitraan. Sehingga dalam kemitraan itu mesti ada keseimbangan antara kedua belah pihak.
“Saya pikir ini sudah masuk ke dalam manajemen mereka. Karena namanya kemitraan, mesti ada kesepakatan antar mereka. Kita tidak bisa menentukan tarif per kilometernya harus berapa. Maka kesepakatan internal mereka itu harus ada, agar terjadi kepuasan antara sesama,” tambah Moeldoko.
Baca Juga : Pengemudi Ojek Online Demo di Depan Istana
Baca Juga : Perusahaan Ojek Online Harus Lebih Selektif
Massa ojol melakukan demonstrasi di depan Istana Negara, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Mereka meminta pemerintah memperhatikan nasib para pengemudi ojol. Massa ojol ini berasal dari Go-Jek dan Grab. Dengan membawa spanduk orasi bertuliskan 'Mitra atau Eksploitasi', mereka menyuarakan nasib dan keresahan pengemudi ojol.
Presiden Joko Widodo menemui perwakilan pengemudi ojol yang berdemonstrasi di depan Istana Merdeka, Selasa (27/3). Ada lima orang perwakilan pengemudi ojol yang diterima Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Suma
(Infografis/era.id)