ERA.id - Puasa Ramadan merupakan satu dari lima rukun atau pokok beragama dalam Islam yang wajib dijalankan bagi yang memenuhi syarat. Tapi tahukah kamu, ternyata ibadah puasa tidak hanya dikenal dalam agama Islam saja lho.
Ada beberapa agama yang juga menerapkan puasa kepada umatnya. Penasaran? Yuk simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Yahudi
Puasa di kalangan orang Yahudi sering dikaitkan dengan peringatan peristiwa sejarah yang dialami orang-orang Yahudi di masa lalu. Ketentuan berpuasanya pun berbeda dengan puasa umat Muslim maupun umat lainnya.
Ada empat jenis puasa bagi orang Yahudi baik yang berjenis lengkap, ringan, dan terkait dengan memori penghancuran Bait Suci (berlandaskan sejarah), dan opsional atau yang tidak berlaku untuk semua orang Yahudi.
Pada saat puasa, mereka tidak diperkenankan untuk makan dan minum, berhubungan seks, mengenakan sepatu kulit, dan khusus pada hari Yom Kippur, umat Yahudi tidak diperkenankan untuk menggosok gigi.
Kecuali pada saat Yom Kipur, puasa tidak boleh dilakukan pada hari Sabat (Sabtu). Sehingga, apabila puasa selain puasa Yom Kippur jatuh para hari Sabat, para Rabbi akan memutuskan hari pengganti untuk berpuasa.
Hindu
Puasa bagi umat Hindu pada dasarnya bisa dilakukan pada hari apa pun. Hanya saja, ada waktu tertentu direkomendasikan untuk melakukan puasa, di antara puasa yang wajib yaitu saat Siwa Ratri, Nyepi, Purnama, dan Tilem.
Sedangkan puasa tidak wajib dan dilakukan atas kemampuan tiap individu yang melaksanakan. Apakah itu dalam bentuk durasi, ataupun pantangan yang dilakukan (tidak makan / tidak minum). Yaitu puasa saat piodalan atau hari raya hindu lainnya.
Selain melakukan aktivitas seperti biasa (kecuali Nyepi), beberapa hal berikut dapat dilakukan agar momen puasa lebih bermakna.
1. Sembahyang
2. Melakukan dana punia
3. Semedi / meditasi
Budha
Puasa dalam agama Buddha adalah sebuah kewajiban bagi para bhikkhu seumur hidup mereka. Untuk umat awam, puasa dianjurkan 2 kali dalam sebulan (yang ditentukan berdasarkan peredaran bulan), walaupun tidak bersifat wajib.
Puasa dalam agama Buddha dimulai dari tengah hari sampai keesokan harinya. Artinya, bhikkhu dan umat yang melaksanakan puasa, hanya boleh makan pada dini hari sampai pukul 12 siang. Setelah itu, mereka akan kembali berpuasa.
Selain perbedaan pelaksanaan waktu, yang membuat puasa dalam Buddha berbeda dengan puasa dalam Islam adalah diperbolehkannya minum air putih selama puasa. Minum air putih diperbolehkan asalkan tujuan minum air putih bukan karena dorongan keinginan, tapi karena kebutuhan.
Sebenarnya, puasa dalam ajaran Buddha bukan sebatas tidak makan saja, mereka juga melakukan atthasila. Melaksanakan atthasila juga bukan merupakan sebuah kewajiban.
Atthasila adalah 8 latihan moral, yang dikembangkan dari pancasila atau lima latihan moral untuk umat awam. Pancasila berisi pedoman bagi umat awam untuk tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong, dan tidak mengonsumsi zat adiktif dan memabukkan.
Kristen
Ada 3 jenis puasa utama dalam orang Kristen yang diutarakan dalam Alkitab, yaitu:
1. Puasa Biasa: Pantang segala makanan keras dan lembut namun tidak berpantang air.
2. Puasa Penuh: Tidak makan dan tidak minum yang biasanya tidak harus dilakukan lebih lama yaitu tidak lebih dari 3 hari, sebab tubuh seseorang akan menjadi kering saat tidak mendapat air selama lebih dari 2 hari.
3. Puasa Sebagian: Membatasi makanan dan bukan berarti tidak makan apapun sama sekali.
Jenis Puasa Orang Kristen Berdasarkan Alkitab:
Puasa Musa: 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum apapun (Kel 24:16 dan Kel 34:28).
Puasa Daud: Tidak makan dan semalaman hanya berbaring di tanah (2 Sam 12:16).
Puasa Elia: 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raja 19:8).
Puasa Ester: 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16).
Puasa Ayub: 7 hari 7 malam tidak bersuara sama sekali (2:13).
Puasa Daniel: 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih saja (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
Puasa Yunus: 3 hari 3 malam berada dalam perut ikan (Yunus 1:17).
Puasa Niniwe: 40 hari 40 malam tidak makan tidak minum dan tidak berbuat sesuatu yang jahat (Yunus 3:7).
Katolik
Dalam agama Katolik, masa puasa pra-Paskah berlangsung selama 40 hari, dihitung dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Umat Katolik mengenal istilah berpantang dan berpuasa. Berpuasa wajib bagi mereka yang sudah berusia 18 tahun. Saat berpuasa, mereka hanya diizinkan untuk makan kenyang sekali saja dalam sehari.
Sementara itu, berpantang wajib untuk mereka yang berusia 14 tahun ke atas. Berpantang dilakukan dengan cara menghindari diri dari melakukan hal-hal yang disukainya, misal makan daging, garam, atau merokok.
Berpuasa dan berpantang merupakan cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menyatukan pengorbanan umat Katolik dengan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.
Konghuchu
Puasa dalam kepercayaan Konghucu juga merupakan cara untuk mensucikan diri dan melatih diri, baik itu untuk menjaga perilaku dan perkataan. Puasa Konghucu ada dua jenis: puasa rohani dan jasmani.
Puasa rohani dilakukan dengan menjaga diri dari hal-hal yang dianggap asusila. Sementara puasa jasmani dilakukan pada bulan Imlek.
Puasa dilakukan dengan cara berpantang makan daging secara bertahap, ada yang hanya sehari, dua hari, dan seterusnya hingga berpantang permanen.
Pada tanggal 8 bulan pertama Imlek, dilakukan puasa penuh dari pukul 05.30 hingga 22.00. Puasa diawali dengan mandi keramas dan berakhir setelah sembahyang.