Dokter Terawan di Ambang Ironi dan Inovasi

| 06 Apr 2018 06:52
Dokter Terawan di Ambang Ironi dan Inovasi
Dokter Terawan (kiri) dengan Krishna Murti. (Instagram: krishnamurti_91)
Jakarta, era.id - Maksud hati berinovasi, namun malah diberi penalti. Itu yang mungkin dirasakan oleh Dokter RSPAD Gatot Subroto, Terawan Adi Putranto atas metode cuci otak untuk penyembuhan strok.

Sejak 23 Maret, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melayangkan surat penetapan pelanggaran kode etik yang dilakukan Terawan karena metode cuci otak itu.

Belum ada pemaparan rinci terkait dugaan kesalahan etik yang digunakan dokter Terawan. Yang jelas, banyak orang yang sudah merasakan efek mujarab dari terobosan metode penyembuhan Digital Subtraction Angiography (DSA) tersebut.

Ketua Umum Partai Gerindra, misalnya, mengaku pernah diterapi oleh dokter Terawan. Waktu itu, Prabowo sakit vertigo. Berkali-kali berobat di berbagai tempat, vertigo Prabowo tak kunjung sembuh. Dia pun akhirnya mendatangi dokter Terawan. Menurut Prabowo, hasilnya tokcer.

"Saya sendiri contohnya lah. Saya sudah tahu. Saya pengin keempat kali lagi (berobat). Saya dulu vertigo. Habis itu saya periksa ke beliau, dan beliau sarankan bersihkan. Alhamdulillah, sekarang saya bisa tiga jam pidato. Kalau dikasih kopi, bisa lima jam pidato," ujar Prabowo tutur Prabowo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).

Pasien Terawan lainnya, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, juga pernah merasakan kemanjuran metode ini. Ia pun mendukung Terawan gunakan metode cuci otak demi penyembuhan.

"Saya sendiri termasuk yang merasakan manfaatnya, juga Pak Tri Sutrisno, SBY, AM Hendropriyono, dan banyak tokoh/pejabat, juga masyarakat luas. Mudah menemukan testimoni orang yang tertolong oleh dr Terawan. Inilah mengapa saya perlu ikut membela dia,” tulis Aburizal dalam akun Instagramnya, aburizalbakrie.id.

Baca Juga : Tanda Pagar #SaveDokterTerawan si Dokter 'Cuci Otak'

(Ilustrasi dokter Terawan. Dokter yang dipecat oleh MKEK IDI karena dianggap melanggar etik atas metode cuci otak yang dimilikinya/era.id)

Tak luput, Kapusdatin Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitternya (@Sutopo_PN) juga merasa empati terhadap pemecatan Terawan oleh IDI.

"dr. Terawan dan RSPAD tetap semangat melayani masyarakat. Banyak pasien yang sembuh dengan metode pengobatan DSA. Inovasi, kreativitas dan pengabdian pada bangsa, negara dan masyarakat sudah banyak Bapak lakukan. Rakyat akan tetap mendukung Bapak dan RSPAD. Allah tidak tidur," ucap Sutopo dikutip dari kicauannya.

 

Pengakuan yang sama juga muncul dari Brigjen Khrisna Murti. Lewat akun Instagram krishnamurti_91, dia menyayangkan pemecatan dokter Terawan ini. Bekas Dir Reskrimum Polda Metro Jaya ini pun berharap, ada keputusan yang terbaik untuk dokter Terawan.

"Dokter itu tidak menyembuhkan karena penyakit datangnya dari Allah. Yang bisa menyembuhkan ya Allah dengan ikhtiar manusia," kata Khrisna dalam akun Instagram krishnamurti_91

"Saya pernah dilakukan perawatan dengan metode DSA oleh Dokter Terawan di RSPAD Gatot Subroto. Dari sisi medis dll saya tidak paham. Yang saya rasakan adalah kesehatan saya pulih dan lumayan membaik saat itu," tambahnya.

 

Baca Juga : Senin, Komisi IX Dalami Kasus Dokter Terawan

Sampai akhirnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI turun tangan. Pada Senin (9/4) mendatang, Komisi IX DPR akan memanggil IDI, MKEK, RSPAD Gatot Soebroto, dan Konsul Kedokteran Indonesia (KKI) untuk mendalami masalah yang dihadapi dokter Terawan.

"Komisi IX hari Senin (9/3) akan memanggil pihak terkait IDI, MKEK, RSPAD, mungkin enggak perlu sampai Menkes. Ada yang namanya KKI, Konsil Kedokteran Indonesia, ini di bawah pemerintah. Itu lah yg mengurus para dokter," kata Ketua Komisi IX Dede Yusuf di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Yah, semoga pertemuan nanti bisa temukan titik terang dari kasus ini.

Rekomendasi