EXO, Anji, dan Upaya Menghalalkan Plagiat

| 09 Apr 2018 06:28
EXO, Anji, dan Upaya Menghalalkan Plagiat
Ilustrasi (Hilmi/era.id)
Jakarta, era.id - EXO-L, salah satu fans grup band Korea EXO meradang. Pasalnya, karya idola kesayangannya itu disebut mirip dengan lagu musisi Indonesia, Anji. Melalui akun Instagram @duniamanji, mantan vokalis Drive itu mempertanyakan kemiripan lagunya yang berjudul Kekasih Terhebat dengan lagu milik EXO, Someone Likes You. Anji pun sengaja mengajak netizen membandingkan kemiripan lagu tersebut.

"Sekarang saya bertanya, kalau ada lagu Korea mirip dengan lagu saya yang orang Indonesia, apakah fans lagu Korea di Indonesia akan bilang ini plagiat? Saya bukan nge-judge. Karena setahu saya, dan sepengalaman saya sebagai musisi, kadang kami menulis lagu yang ternyata ada kemiripan dengan lagu lain" tulisnya, Senin (2/4).

Tak terima grup band pujaannya dituding plagiat, EXO-L berbalik menyerang Anji. Berbagai kata-kata kasar, tidak sopan dan tendensius mengalir deras di kolom komentar instagramnya. Anji kemudian merespons pihak kontra dengan alasan dasar, bahwa kemiripan yang terjadi dalam pembuatan musik masih pada tahap yang wajar dan jauh dari definisi plagiat.

Baca Juga : Anji Versus EXO dan EXO L

"Tidak ada yang bilang EXO plagiat. Malah saya coba memberi pandangan kalau kadang sebagai Musisi, menulis lagu yang mirip dengan lagu orang itu bisa terjadi. Bahkan judul video saya adalah pertanyaan bukan pernyataan. Apakah MIRIP = PLAGIAT? bukan MIRIP = PLAGIAT. Lalu saya meminta pendapat tentang hal itu," tulis Anji merespons kecaman dari fans EXO.

 

 

• [video] LAGU EXO mirip ANJI. Fans KPop atau EXO jangan emosi dulu. Baca ya. . Beberapa hari belakangan ini isu plagiat agak kencang dibahas, karena ada lagu Indonesia dibilang mirip sama lagu Korea. Yang kenceng mempermasalahkan adalah orang Indonesia yang suka lagu Korea. . Sekarang saya bertanya.. Kalau ada lagu Korea mirip dengan lagu saya yang orang Indonesia, apakah fans lagu Korea di Indonesia akan bilang ini plagiat? . Saya bukan nge-judge. Karena setahu saya, dan sepengalaman saya sebagai Musisi, kadang kami menulis lagu yang ternyata ada kemiripan dengan lagu lain. . Coba tuliskan pendapatmu tentang hal ini. . . Oh iya, ini lagu KEKASIH TERHEBAT yang saya nyanyikan dalam versi Bahasa Mandarin, feat @mingbridges . . #TuliskanPendapatmu #TanpaPerluMarah

Sebuah kiriman dibagikan oleh Anji MANJI (@duniamanji) pada

Definisi Plagiat

Dari kasus di atas, era.id tertarik untuk menelisik lebih jauh dari mana sebenarnya isu plagiat pertama kali muncul. Plagiat atau Plagiarisme memiliki definisi yang cukup sulit apabila hanya dimaknai dari luarnya. Plagiarisme adalah sebuah aktivitas mengambil kata, ide, atau penelitian orang lain dan menempatkan hasil pencurian tersebut sebagai karyanya sendiri.

Gilanya lagi, plagiator biasanya dengan sengaja menghilangkan sumber dari karya atau ide tersebut agar terkesan original dan otentik miliknya sendiri.

Melansir laman plagiarism.org, ada banyak definisi yang mampu digunakan untuk menjelaskan praktik plagiat. Pertama adalah mencuri gagasan orang lain; kedua, menggunakan hasil curian tersebut tanpa mencantumkan sumber; ketiga adalah pencurian karya; dan yang terakhir adalah menyajikan ide atau produk baru, dan menganggapnya sebagai ciptaan murni si pembuat.

Dalam sejarahnya, plagiarisme merupakan aktivitas yang telah dilakukan sejak lama. Mengutip theguardian.com, dahulu, sastrawan kebangsaan Inggris, William Shakespeare, juga pernah dituduh mencuri sebagian besar plot karya sastranya dari sastrawan kuno Inggris, Holinshed.

Definisi plagiat. (Hilmi/era.id)

Di zaman modern, plagiarisme makin berkembang definisinya. Tidak hanya bersifat tekstual, kajian plagiarisme telah masuk pada ranah produk hiburan, misalnya, George Harrison dan lagunya yang berjudul My Sweet Lord dituntut karena menjiplak bagian dari lagu He So Fine karya Girl Band The Chiffons. 

Belum lama ini, jejaring media sosial kita juga dibikin heboh oleh aktivitas plagiat yang dilakukan seorang remaja yang vokal menyuarakan perbedaan keberagaman di Indonesia. Ya, dia adalah Afi Nihaya. Sejumlah artikel yang di posting di laman Facebooknya menjadi sumber bully-an netizen. Pasalnya, Afi disebut menjiplak dari karya orang lain.

Salah satunya pada artikel yang berjudul Belas Kasih dalam Agama Kita (31 Mei 2017), Afi ditengarai menjiplak tulisan Mita Handayani yang diunggah ke Facebook pada 30 Juni 2016 dengan judul Agama Kasih.

Setelah dibanjiri kritik di kolom komentarnya, Afi pun mengakui tindakannya. Dan yang membuat seakan-akan aksi plagiarisme halal, Afi malah menyebut bahwa pada dasarnya semua orang pernah melakukan aksi plagiat.

"Kita semua pernah. Siapa yang tidak pernah melakukannya? Mulai dari tugas sekolah sejak SD, makalah kuliah, ujian, sampai caption foto di media sosial," kata dia.

Selain Afi, isu yang juga baru-baru ini menjadi hot adalah aksi plagiat yang dilakukan oleh Rabbit Town, sebuah wahana selfie yang berada di Jalan Rancabentang Nomor 30, Bandung. Banyak yang bertanya benarkah Rabbit Town di Bandung plagiat? 

Rabbit Town Bandung (Instagram)

Spot wisata tersebut disebut-sebut memiliki banyak kemiripan dengan karya seniman luar negeri. Spot-spot yang dianggap plagiat antara lain adalah jejeran lampu yang mirip dengan Urban Light, instalasi karya Chris Burden di Los Angeles, AS. Hasil instalasi seniman Jepang, Yayoi Kusama tidak lupa ketinggalan untuk ditiru oleh Rabbit Town. Obliteration Room, instalasi Yayoi yang di pajang di Museum Nasional Singapura diklaim mirip dengan Sticker Room Rabbit Town.

Saat ditekan untuk memberikan informasi atas tuduhan plagiarisme yang dialamatkan pada Rabbit Town, pihak manajemen malah mengucapkan terima kasih, tanpa memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai kritik netizen yang dialamatkan padanya.

Waduh, kalau begini ceritanya plagiarisme bisa jadi aktivitas halal nih, gaes..

Rekomendasi