Partai Gerindra, yang sejak awal menyatakan bakal mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, hingga kini terus menunda waktu pendeklarasian. Prabowo mengaku siap diusung jika dukungan untuknya nyata dan memenuhi syarat.
Muncul rumor Prabowo tidak kunjung dideklarasikan karena kekurangan modal logistik. Tapi hal itu dibantah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
“Tidak ada masalah sama sekali. Urusan logistik saya kira urusan belakangan,” ujar Fadli, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (5/4).
Selain soal logistik, muncul juga rumor PKS tidak ingin Partai Gerindra mengusung Prabowo karena elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu terus menurun. Tapi, rumor tersebut terbantahkan dari pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Menurut Hashim, masih sangat mungkin Prabowo kembali menjadi capres. Dia menegaskan, Prabowo belum juga dideklarasikan karena masih mempertimbangkan banyak hal, di antaranya faktor kesehatan dan logistik.
“Anything is possible," kata Hashim.
Baca Juga : Prabowo Kekurangan Logistik untuk Pilpres?
Paling setia bersama Partai Gerindra adalah PKS. Kesetiaan PKS dibuktikan dengan kerelaan hanya mendapat posisi cawapres dan sejumlah pengurusnya sudah menggulirkan gerakan #2019gantipresiden.
Gerakan itu ramai dibicarakan hingga ditanggapi Presiden Jokowi. PKS sudah mulai gerilya meski belum menetapkan capres-cawapres yang didukungnya.
Wakil Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi mengatakan, Majelis Syuro PKS sudah menyodorkan sembilan nama bakal calon wakil presiden untuk Prabowo. Nama-nama tersebut dijaring berdasarkan popularitas dan kecocokan dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Dedi menyampaikan, sembilan bakal cawapres rekomendasi Majelis Syuro PKS adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Mardani Ali Sera, dan Almuzzammil Yusuf.
“Sudah jelas sembilan nama itu, kami meyakini Gerindra dan Pak Prabowo sudah mulai scanning sembilan nama itu,” ujar Dedi, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (26/3).
Baca Juga : Cawapres Jokowi, PKS Sodorkan Anis Matta dan Sohibul Iman
Wacana poros ketiga
Selain poros pendukung Jokowi dan Prabowo, masih ada Partai Demokrat, PKB, dan PAN yang memunculkan wacana membentuk poros ketiga. Poros ketiga ini memiliki Agus Harimurti Yudhoyono, Muhaimin Iskandar, dan Zulkifli Hasan, yang namanya masuk dalam survei terkait capres dan cawapres sejumlah lembaga.
Meski demikian, poros ketiga ini sulit direalisasikan karena belum ada pembicaraan serius untuk mematangkannya.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pernah sepakat mematangkan wacana poros ketiga bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Namun pertemuan tiga pimpinan partai itu tak pernah terealisasi sehingga pembentukan poros ketiga masih sebatas wacana.
"Rencana pertemuan itu sudah sampai tiga kali, tapi Muhaimin tidak hadir," kata Hinca.
Adapun Zulkifli Hasan mengatakan perlu keajaiban untuk mewujudkan poros ketiga. Atas alasan itu, dia masih meyakini hanya akan ada dua poros pada pemilu tahun depan.
"Jadi kemungkinan semua masih terbuka walaupun secara rasional kan dua poros. Kalau poros tiga itu keajaiban baru bisa terjadi," kata dia.
Kekurangan figur
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsudin Haris mengatakan poros ketiga bisa terbentuk jika Jokowi tidak memilih cawapres yang diajukan PKB atau Partai Demokrat.
Kalaupun terbentuk, kata Haris, poros ketiga akan kesulitan meningkatkan elektabilitas calon yang diusung karena elektabilitas Agus Yudhoyono, Muhaimin Iskandar, dan Zulkifli Hasan masih jauh di bawah Jokowi.
"Poros ketiga ini tidak punya capres yang memiliki elektabilitas memadai," kata Haris.
Baca Juga : Demokrat Makin Yakin Agus Yudhoyono Capres