Surat Pemecatan Dokter Terawan Menyebar, IDI Gandeng Intelijen
Surat Pemecatan Dokter Terawan Menyebar, IDI Gandeng Intelijen

Surat Pemecatan Dokter Terawan Menyebar, IDI Gandeng Intelijen

By bagus santosa | 09 Apr 2018 13:31
Jakarta, era.id - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ilham Oetama mengaku geram karena surat keputusan Majelis Kehormatan Kode Etik Kedokteran (MKEK) untuk dokter Terawan Agus Putranto bocor ke publik.

Dia pun berencana menggandeng pihak Badan Intelijen Negara (BIN) guna mencari tahu pembocor surat tersebut.

"Saya mengatakan bahwa kita akan lacak bersama dengan badan intelijen untuk mengetahui siapa yang membocorkan terutama kepada media cetak, media elektronik," katanya saat konferensi pers di gedung PB IDI, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).

Ilham meyakini, pembocor surat keputusan MKEK dokter Terawan memiliki motif tertentu, misalnya politik dan ekonomi.

(Infografis pro kontra metode cuci otak milik dokter Terawan/era.id)

Akibat bocornya surat ini, sang pembocor berhasil membuat IDI berhadapan dengan TNI Angkatan Darat (AD), kesatuan tempat dokter Terawan mengabdi. Dengan begitu, kasus ini ini jadi mendapat perhatian lebih dari publik dan pemerintah.

"Saya mengatakan dengan adanya kebocoran ini, kami dihadapkan dengan angkatan darat padahal beberapa bulan yang lalu kita sudah melengkapi surat MOU (Memorandum of Understanding) dengan Angkatan Darat. Kita bekerja sama dalam menghadapi kesehatan global terutama adalah menghadapi bio terorisme, ini sangat penting sekali," kata dia.

(Sejumlah tokoh yang pernah dirawat dokter Terawan dan sembuh/era.id)

Sebelumnya, MKEK IDI merekomendasikan amar putusan pemberian sanksi kepada dokter Terawan berupa pemecatan sebagai anggota IDI selama satu tahun dan pencabutan rekomendasi izin praktik.

Baca Juga : IDI Tunda Pemecatan Dokter Terawan

MKEK IDI beralasan dokter Terawan dianggap mengiklankan diri terkait metode terapi cuci otak melalui DSA yang dilakukannya, menarik bayaran besar, dan menjanjikan kesembuhan pada pasien di mana hal tersebut bertolak belakang dengan etika kedokteran.

Dari segi ilmiah, sejumlah ahli beranggapan metode cuci otak melalui DSA dan obat heparin bukanlah untuk pengobatan dan pencegahan strok melainkan berfungsi untuk diagnosis penyakit dalam membantu mengetahui pemberian metode pengobatan yang tepat.

Rekomendasi
Tutup