Politik Spanduk, Efektifkah?
Politik Spanduk, Efektifkah?

Politik Spanduk, Efektifkah?

By Riki Noviana | 14 Apr 2018 12:26
Jakarta, era.id - Elite sejumlah partai politik dinilai sedang pencitraan saat memasang spanduk dan baliho berisi gambarnya beserta tagline tertentu. Tujuannya diyakini untuk mencari perhatian masyarakat dan berharap didukung menjadi calon presiden atau wakil presiden.

Pakar komunikasi politik, dari Universitas Padjajaran, Lely Arrianie menilai elite partai politik bahkan rela tampil beda agar jadi perhatian dan diajukan jadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo atau Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

“Kalau mau melihat apa itu pencitraan, yah seperti itu lah. Biasanya orang yang cenderung alim, akan menampilkan diri dengan simbol-simbol religius pakai kopiah dan baju koko apalagi yang partai Islam," tuturnya, kepada era.id, di Jakarta, Sabtu (14/4/2018).

"Tapi realitas sekarang mereka ingin pencitraan, mereka tidak hanya membutuhkan kelompok religius tetapi juga kaum milenial yang melihat mereka sebagai sosok yang dapat berbaur dengan kaum milenial,” lanjut Lely.

Baca Juga : PDIP-Golkar Makin Mesra

Spanduk Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. (istimewa)

Lely mengungkapkan, pencitraan dengan cara memasang baliho atau spanduk bisa meningkatkan popularitas tapi tak menjamin efektif menguatkan dukungan. Beberapa elite partai yang balihonya terpasang di banyak tempat adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Romahurmuziy, mantan Presiden PKS Anis Matta, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

“Efektif untuk siapa? Kan belum tentu mereka dipilih. Tetapi kalau untuk memperkenalkan diri cukup efektif. Coba diperhatikan baliho yang menampilkan foto tokoh tersebut menggunakan celana jin seperti Romi (PPP) dan Anis Matta mencoba menampilkan sosok mereka menjawab tantangan generasi milenial meniru-niru Pak Jokowi yang pakai (motor) Chopper lah,” ucapnya.

Mereka yang berasal dari kalangan agamais seperti dari pesantren, kata Lely, cenderung fanatik dan tidak suka pada celana jin. Tapi, demi meraih simpati, tampil di publik dengan celana jin. 

“Siapapun kalau memasang baliho di mana-mana di dalam istilah komunikasi politik itu ada namanya more effect sure jadi berulang-ulang dipasang di mana saja kalau dicabut Satpol PP dipasang kembali, maka kemudian akan terbenam di benak publik tentang siapa dia. Seperti AHY juga muncul kalau ada caleg DPR di sampingnya ada foto AHY,” jelasnya.

Baca Juga : Elite Partai yang 'Jualan' Spanduk Demi Capres-Cawapres

Spanduk Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Istimewa)

 

Rekomendasi
Tutup