Beredar Resep Obat untuk Pasien COVID-19 Isolasi Mandiri di Rumah, Amankah Dikonsumsi?

| 26 Jun 2021 11:20
Beredar Resep Obat untuk Pasien COVID-19 Isolasi Mandiri di Rumah, Amankah Dikonsumsi?
Ilustrasi (Pixabay)

ERA.id - Beredar pesan berantai di aplikasi pesan WhatsApp yang berisi resep obat untuk pasien COVID-19. Dalam keterangannya disebutkan bahwa saat ini rumah sakit sedang penuh dengan pasien COVID-19. Untuk itu, corona virus bisa diobati sendiri di rumah lewat sejumlah obat.

[NARASI]:

"Kalau ada yg kena covid tidak perlu panik dan tidak harus ke RS kalau memang tidak terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, karena saat ini RS khusus covid semua penuh. Bisa diobati sendiri, obat di RS untuk pasien covid seperti ini:

Antibiotik:

azitromycin atau zitrothromax 500 mg diminum 10 hari

Antivirus:

fluvir 75

Anti batuk dan kluarin dahak:

fluimucil 200mg

Anti radang:

Dexamethasone 0,5

Turun panas:

Paracetamol, sanmol

jgn panik dan Stress.

Untuk jaga imun diatas 55 thn

Tetap hrs minum multi vitamin C 1000 mg .

D 5000 Iu .

E 400 Iu .

Zinc zat (besi )dan usahakan berjemur matahari pagi hari setidaknya 15 menit.

Lianghua sangat bagus untuk membantu meredakan gejala spt batuk dan sesak napas diminum 3×4 kapsul sehari”

Silahkan dishare ke semua yg membutuhkan semoga dapat membantu dan cepat sembuh

Namun, setelah ditelusuri, dilansir laman turnbackhoax.id, informasi terkait resep obat-obatan yang dianjurkan bagi pasien covid-19 tersebut merupakan informasi menyesatkan yang sudah beredar sejak akhir 2020. 

Melansir dari pemebritaan detik.com berjudul “Viral daftar obat untuk pasien Covid-19, ini pesan dokter paru” pada 29 Desember 2020, dijelaskan bahwa pemakaian obat tidak bisa sembarang tanpa resep dokter.

Dokter spesialis paru sekaligus Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K) mengatakan pemberian obat, meski pada pasien tanpa gejala, tetap harus dalam pengawasan medis. Obat harus diberikan sesuai kondisi pasien untuk mengurangi risiko efek samping penggunaannya.

Dilansir dari pemberitaan kompas.com pada 30 Desember 2020 menyebutkan bahwa masyarakat tidak boleh mengonsumsi obat yang beredar di pesan berantai tersebut secara sembarangan.

Dokter umum sekaligus kandidat PhD di Medical Science di Kobe University, Adam Prabata menyebutkan bahwa obat-obatan tersebut memiliki efek samping pada pengguna jika tidak dikonsultasikan kepada dokter. Terdapat efek samping yang bisa ditimbulkan apabila mengonsumsi obat-obatan tersebut secara sembarangan seperti gangguan liver, ginjal.

Rekomendasi