Enggak cuma itu, dalam baliho itu, Sam memaparkan tiga janji kampanyenya: 1. Indonesia bebas utang, 2. Indonesia bubar kiamat, 3. Umrah gratis per orang. Luar biasa, kan?! Wajar sih kalau kamu jadi bertanya-tanya soal siapa sih, doi?!
Nama Sam Aliano sebenarnya bukan kali ini saja jadi perbincangan. Kalau kita tarik ingatan ke November 2017 lalu, saat drama kecelakaan terdakwa korupsi e-KTP Setya Novanto terjadi, nama Sam sempat masuk jadi bagian plotnya. Saat itu, Sam mengirimkan karangan bunga ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), tempat Novanto dirawat usai dipindahkan dari RS Medika Permata Hijau.
Bukan tanpa alasan, sebab karangan bunga Sam ketika itu bermuatan sebuah pesan satire untuk Novanto: "Semoga Lekas Sembuh PAPA TIANG LISTRIK, #SAVETIANGLISTRIK," imbuh Sam. Enggak berhenti sampai di situ. Saat itu, karangan bunga yang dikirimkan Sam dirusak oleh orang enggak dikenal. Enggak terima karangan bunganya dihancurkan, Sam kemudian menggelar sayembara. Sam menjanjikan hadiah Rp1 miliar buat siapa pun yang berhasil menemukan perusak karangan bunganya.
Sam Aliano adalah pengusaha muda kelahiran 19 Juli 1974. Berlatar pendidikan sarjana ekonomi, Sam menjalankan beberapa bisnis dan menjabat berbagai posisi dalam asosiasi dan himpunan pengusaha di Indonesia, seperti Ketua Pengusaha Indonesia Muda dan Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI).
Selain itu, Sam juga aktif sebagai Bendahara Umum Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar), sebuah ormas yang didirikan oleh senator DKI Jakarta, Fahira Idris. Di ranah politik, Sam menjabat Bendahara Umum Partai Idaman, partai politik (parpol) bentukan pedangdut Rhoma Irama.
Baliho Sam Aliano (Sumber: Instagram/bad7ree)
Terkait kehadiran sosok Sam di muka baliho-baliho di Ibu Kota, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno bereaksi. Sandi mengungkap, sebelum jadi warga negara Indonesia, Sam adalah warga negara Turki. Dan soal deklarasi Sam sebagai capres, Sandi menanggapinya santai.
Kata Sandi, setiap warga negara Indonesia punya hak untuk memimpin sebagai presiden, termasuk Sam yang merupakan hasil naturalisasi. "Jadi kayak pemain bola, ada yang dinaturalisasi, presiden juga ada yang dinaturalisasi," kata Sandi di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2018).
Pemprov siap copot baliho
Meski begitu, Sandi mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah ancang-ancang untuk mencopot baliho Sam. Kata Sandi, saat ini pemprov tengah menunggu laporan dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) soal adanya unsur pelanggaran dari pemasangan baliho-baliho tersebut. Jika terbukti melanggar, pemprov siap mencopot baliho-baliho Sam.
Sandi mengatakan, biar bagaimana pun, demokrasi tetap memiliki batasan. Ada sejumlah aturan dan ketentuan yang perlu dipatuhi oleh setiap warga negara, termasuk dalam mengkampanyekan pencalonan diri sendiri dalam pemilu.
Dalam konteks Sam dan baliho-balihonya, Sandi menegaskan, buat pemprov, yang penting adalah pematuhan terhadap peraturan dan terjaganya estetika kota. "Demokrasi itu ada peraturannya, ketentuannya, ada mekasnismenya," ujar Sandi.
Jadi, selain Cak Imin, Sam kini menjadi sosok inspiratif lain yang mengingatkan kita pentingnya sebuah rasa percaya diri dalam kehidupan berpolitik. Mantap, cing!