5 Fakta Mbah Fanani, Petapa Dieng yang Konon Punya Rambut 7,5 Meter dan Bercahaya

| 07 Aug 2021 16:15
5 Fakta Mbah Fanani, Petapa Dieng yang Konon Punya Rambut 7,5 Meter dan Bercahaya
Mbah Fanani. (Foto: Istimewa)

ERA.id - Masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di sekitar dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, pasti tidak asing lagi dengan nama Mbah Fanani, seorang petapa nyentrik yang konon memiliki kesaktian.

Tim ERA.id mencoba merangkum sejumlah fakta menarik tentang sosok Mbah Fanani yang kini tinggal di sebuah tenda di Jalan Raya Dieng, RT 1/ RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Berikut fakta Mbah Fanani, petapa Dieng yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber:

1. Kebal dengan cuaca

Dalam beberapa kesempatan hampir tak pernah terlihat Mbah Fanani memakai pakaian lengkap untuk menutupi tubuhnya. Sehari-hari Mbah Fanani hanya menutupi tubuhnya dengan selimut berwarna hitam, baik dalam kondisi cuaca terik maupun dingin sekalipun.

Aktivitas itu sudah dilakukannya sejak lama, kurang lebih selama 25 tahun. Mbah Fanani bertapa di sebuah tenda kecil depan rumah seorang warga. Sehari-hari pria yang memiliki usia sekitar 65 tahun kebal dengan dinginnya udara Dieng. Meskipun panas terik, hujan badai Mbah Fanani tidak pernah sekali pun terlihat beranjak dari tendanya tersebut. Dia hanya diam, duduk sembari berselimut kain hitam.   

2. Pernah ditemui di Makkah

Satu lagi fakta tentang Mbah Fanani yang membuat orang-orang takjub yakni bisa berpindah tempat dalam satu waktu. Kisah itu pernah diceritakan Taifin ketua RT 1/RW 1 Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dikutip dari merdeka.com, Taifin bercerita bahwa pernah ada orang yang bertemu Mbah Fanani di Makkah, Arab Saudi.

"Pernah ada yang ketemu Mbah Fanani di Makkah. Waktu itu cleaning service Ka'bah yang ketemu, kebetulan dia itu orang Banjarnegara. Katanya pas dia ngepel lantai sekitar Ka'bah ketemu dan kenalan. Dia ngaku namanya Mbah Fanani dan tinggal di Dieng. Nah pas si cleaning service pulang kampung, dia ke sini nyari Mbah Fanani terus pas ditemuin katanya emang benar dia (Mbah Fanani) yang waktu di Makkah ketemu," kata Taifin.

Sontak warga pun merasa heran mendengar pengakuan tersebut. Sebab, selama ini Mbah Fanani diketahui hanya berdiam diri di tenda dan tak pernah terlihat pergi ke mana pun. 

3. Tenda dilempar botol, pelakunya kecelakaan

Sudah sejak lama Mbah Fanani tidak pernah keluar tenda. Namun, suatu saat pernah ada seseorang yang iseng melempar tenda Mbah Fanani dengan botol. Kisah itu dituturkan  Narti (36), warga yang rumahnya berada di depan tenda Mbah Fanani.

Menurut Narti, dulu pernah ada orang dari melempar botol minuman ke depan tenda Mbah Fanani dari dalam mobil. Tak lama setelahnya, mobil itu kecelakaan.

"Pernah ada orang ngelempar botol air mineral ke depan tenda Mbah Fanani, terus pas di perjalanan, orang itu katanya ngerasa gelap, enggak bisa lihat apa-apa, dan akhirnya kecelakaan," kata Narti.

Tenda Mbah Fanani. (Foto: Tribunnews.com)

4. Berambut 7,5 meter dan mengeluarkan cahaya

Mbah Fanani juga dikenal sebagai pria yang punya rambut panjang hingga 7,5 meter. Rambutnya selalu tergulung dan terbungkus dengan kain sehingga menggumpal layaknya rambut gimbal. Dan konon katanya, rambut Mbah Fanani bisa mengeluarkan cahaya.

"Ini rambut eyang ini kalau dibentangkan semuanya, dilepas, biasanya sekitar 7,5 meter, ini berhubung ini digulung, tidak boleh dibentangkan, (dibungkus kain)," ucap Halimah, salah seorang yang mengurus Mbah Fanani, dikutip paragram.id.

"Ini rambut eyang Mbah Fanani, ini berusia 147 tahun, dibentangkan 7,5 meter, dalam keadaan seperti gimbal ya, ini rambut ini ketika bunda merawat Syeh Fanani, dari rambut ini keluar cahaya dan bau luar biasa sekali," lanjutnya.

5. Menolak diajak pulang ke keluarganya

Menurut pengakuan warga sekitar, Mbah Fanani selalu menolak untuk diajak pulang ke keluarganya. Setelah 22 tahun bungkam, akhirnya Mbah Fanani bersuara mengenai alasannya menetap di Dieng selama bertahun-tahun.

"Mbah Fanani ini adalah seorang pertapa asal Jawa Barat dalam perjalanannya menetap di Dieng sampai dijemput keluarganya pun, barusan mengeluarkan suara memilih tempat ini karena memang dari leluhur di sini, bertapa di gunung Dieng, beberapa tahun ini berada di tenda sini," kata Halimah.

Kabarnya Mbah Fanani adalah anak dari pasangan Mbah Benyamin dan Nyai Zahro. Mbah Benyamin ayah dari Mbah Fanani adalah salah satu kiai yang berperan dalam memperjuangkan NKRI dalam peristiwa 10 November.

Mbah Fanani merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di mana kakak dan adiknya telah meninggal dunia lebih dulu. Ia pernah membina rumah tangga dengan Nyai Zaenab dengan satu orang anak, Nyai Mariam.

Rekomendasi