"Kita menempatkan bus TJ (transjakarta) ini seperti kanvas sebagai media anak-anak kita berekspresi. Jakarta warganya bervariasi, sebagian warganya adl warga yg memiliki kebutuhan khusus. Fasilitas kita, baik disediakan pemerintah atau swasta, harus memikirkan warga yang berkebutuhan khusus," ucap Anies di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018).
Lukisan pada bus ini ditujukan untuk memberikan apresiasi karena ketangguhan ibu dalam merawat anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
"Anak-anak ini dididik oleh ibu yang tangguh. Karena itu mereka bisa tumbuh potensinya," kata Anies.
(Lukisan anak difabel di badan Bus transjakarta/era.id)
Pada kesempatan ini, Anies mengimbau masyarakat tidak mengucapkan kata 'autis' untuk hal-hal yang bersifat negatif. Dia ingin, kata autis ditafsirkan ke arah yang lebih positif.
"Sering kali kita menemukan tudingan menyebut orang lain dengan istilah autis. Kita justru sering menemukan penyandang autisme memiliki kelebihan luar biasa, termasuk anak-anak ini. Jadi, mari kita memandang sebagai seseuatu yang positif sebagai keterampilan yang berbeda," ungkapnya.
Baca Juga : Transjakarta Lebih Keren dengan Karya Anak Difabel
Kegiatan melukis di badan bus transjakarta tersebut berlangsung pada Jumat (20/4) bertempat di halaman Balai Kota.
Setelah seluruh lukisan diselesaikan, pihak transjakarta melapisinya dengan cat khusus agar tak mudah luntur. Selain itu, bus tersebut siap dioperasikan di koridor satu transjakarta, yaitu jurusan Blok M-Stasiun Kota.