"Balai Kota dipakai untuk kepentingan politik, enggak boleh. Misalnya mengkritik lawan-lawan politiknya, itu kan sama saja berpolitik. Enggak boleh," kata dia.
Menurutnya, Balai Kota harus steril dari kegiatan politik karena area tersebut merupakan simbol pemerintahan.
"Balai kota harus dijaga netralitasnya," tambah Azra.
Tidak berbeda dengan simbol pemerintahan, rumah ibadah sebagai simbol keagamaan juga tidak boleh digunakan untuk melakukan kegiatan politik kekuasaan atau mendiskreditkan dan menyerang lawan politik serta membela kelompok politik tertentu.
Bahkan, penggunaan rumah ibadah untuk kegiatan politik dinilai Azra bisa menimbulkan potensi konflik antarumat beragama.
"Seperti yang kita lihat di Timur Tengah, masjid dijadikan sasaran kekerasan karena di dalam masjid itu dilakukan politik partisan," katanya.
Baca Juga : Kontroversi Amien soal Politik pada Acara Keagamaan
Meskipun tidak memberikan contoh apa yang harus dilakukan, yang melakukan kegiatan politik di rumah ibadah, kata Azra, harus diberi sanksi.
"Saya kira harus ada sanksinya. Untuk orang yang tidak aktif langsung berpolitik, saya tidak tahu sanksi apa yang harus dilakukan. Tetapi itu jelas merupakan pelanggaran," lanjutnya.
Menurut Azra, perbincangan politik di Balai Kota dan rumah ibadah diperbolehkan selama hal tersebut bersifat pendidikan politik; seperti berbicara mengenai nilai-nilai dalam berpolitik, bagaimana berpolitik yang baik, santun, tetap menjaga kesatuan dan persatuan.
"Saya kira itu perlu disadarkan kepada masyarakat, misalnya kewajiban politik sebagai warga negara, ikut pemilu, memilih sesuai dengan hati nurani," tambahnya.
Sebelumnya, salah satu pendiri PAN, Amien Rais melontarkan pernyataan kontroversial karena menyebut forum pengajian wajib menyisipkan unsur politik. Menanggapi hal tersebut, Azra meminta para politikus senior lebih bijak dalam menyerukan isu politik.
"Kalau ada orang-orang yang sebetulnya sudah senior, sebaiknya lebih bijak untuk tidak melanggar ketentuan-ketentuan tentang penggunaan ruang publik dalam berpolitik," kata dia.
Baca Juga : Pak Amien, Apakah Tuhan Berpolitik?
Selain itu, ia juga mengkritisi politisi senior tersebut dalam penggunaan ayat-ayat kitab Al-Quran berdasarkan tafsirannya sendiri.
"Ada partai Allah dan partai setan, ini kan enggak jelas yang mana. Setop-lah, jangan buat umat Islam terpecah belah," tutup Azra.