Banyak Kejanggalan dalam Rekaman Rini-Sofyan
Banyak Kejanggalan dalam Rekaman Rini-Sofyan

Banyak Kejanggalan dalam Rekaman Rini-Sofyan

By bagus santosa | 01 May 2018 08:15
Jakarta, era.id - Pada penghujung April, warganet dihebohkan dengan beredarnya rekaman percakapan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Dalam rekaman percakapan itu, Rini dan Sofyan diduga membicarakan pembagian fee proyek. 

Rekaman percakapan Rini-Sofyan ini pertama kali diunggah akun Instagram om_gadun, Jumat (27/4) dengan caption 'Dashyaaatttt...!!!! Mau kelanjutannya? Om butuh 1000 likes #MafiaMigas #RIwayarpertaminakiNI'.

Akun om_gadun itu mengunggah sebuah video yang berisi rekaman percakapan dengan cover tulisan 'Rini Soemarno' dan ' Sofyan Basir'. Akun ini belakangan mengubah nama menjadi walikota_parung. Kini, akun tersebut berganti nama jadi pertahanan_sipil.

Rekaman ini dianggap serius oleh Kementerian BUMN. Staf Khusus III Menteri BUMN bidang Publikasi, Wianda Pusponegoro menerangkan, Kementerian BUMN akan melaporkan penyebar konten rekaman tersebut ke pihak yang berwajib. Wianda geram lantaran video yang disebarluaskan telah diedit sehingga isi pesannya tidak utuh.  Namun, meski meyakini rekaman itu sudah diedit, pihak BUMN mengaku tidak memiliki video utuhnya. 

"Saya enggak punya rekamannya jadi kita juga agak kaget kalau teman-teman media menanyakan bisa punya rekaman utuhnya enggak, karena kita sendiri melakukan pembicaraan ini dalam konteks untuk kemudian diskusi bisnis dalam koridor bisnis yang berlaku jadi bukan kemudian kegiatan yang sengaja direkam," kata Wianda di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018). 

Tidak bisa menjelaskan siapa 'Pak Ari' 

Dalam rekaman ini ada sosok yang disebut dengan 'Pak Ari'. Saat dikonfirmasi mengenai ini, Wianda mengaku tidak tahu siapa sosok Ari. Wianda menyerahkannya kepada pihak berwajib untuk mengungkap tokoh-tokoh yang terlibat dalam perbincangan ini. 

Kebetulan, nama kakak Rini Soemarno adalah Ari Soemarno. Bila menyebut nama Ari, erat dengan perminyakan Indonesia. Lantaran, dia pernah jadi Ketua Kelompok Kerja Energi, Anti Mafia Minyak dan Gas Tim Transisi Jokowi-JK, 23 September 2014 lalu.

Baca Juga : Ari Soemarno dan Sepak Terjang ISC

Ari juga pernah duduk di kursi Presdir Pertamina Energy Trading (Petral), anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang ekspor dan impor minyak. Dia juga mendirikan Integrated Supply Chain (ISC) di tahun 2008, saat dia menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina.

"Tentunya, sekarang kita lagi dalam proses merapikan semua dokumentasi. Kedua, kita akan melakukan tadi pelaporan terhadap pihak berwajib nanti yang bisa menentukan siapa yang menyebarkan," kata Wianda.

(Infografis petikan rekaman Rini-Sofyan/era.id)

Percakapan dilakukan secara personal

Bila Kementerian BUMN bilang rekaman itu benar, Pengamat ekonomi INDEF Abra el Talattov menganggap ini adalah sebuah kesalahan. Sebab, perbincangan suatu proyek harus lewat forum terbuka yang pembahasannya diketahui banyak orang. Jika pembicaraan dilakukan secara tertutup bahkan lewat telepon, maka patut diduga terjadi tindakan kolusi maupun korupsi dalam pembahasan proyek tersebut. 

"Enggak etis, walau posisinya di BUMN, enggak boleh, karena posisinya vertikal, Menteri dan Dirut, ada conflict of interest, membuat keputusan karena pengaruh dari Menteri BUMN kan ada potensi kolusi," kata Abra kepada era.id lewat sambungan telepon.

Baca Juga : DPR Bisa Bentuk Pansus Rekaman Rini-Sofyan

Presiden maklum

Masalah rekaman perbincangan Rini-Sofyan ini pun belum ditanggapi oleh Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi memilih tak mau berkomentar lebih jauh tanpa mengetahui duduk masalahnya. Jokowi dan lembaga antirasuah, KPK, memilih menunggu kejelasan kasus tersebut ketimbang langsung memberikan komentar. 

"Saya tidak mau komentar sebelum semuanya jelas," kata Jokowi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan. 

Baca Juga : Rekaman Rini Soemarno Bisa Merugikan Jokowi

Rekomendasi
Tutup