Kesaktian Buruh Terobos Kawat Berduri Polisi
Kesaktian Buruh Terobos Kawat Berduri Polisi

Kesaktian Buruh Terobos Kawat Berduri Polisi

By Yudhistira Dwi Putra | 01 May 2018 12:32
Jakarta, era.id - Sejumlah massa buruh yang berdemonstrasi di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI) menunjukkan 'kesaktiannya'. Mereka menembus perimeter kawat berduri yang dipasang kepolisian. Dengan tangan kosong dan beberapa bilah tongkat, para buruh membongkar kawat berduri yang dipasang.

Cukup ajaib sih, mengingat polisi saja perlu kendaraan khusus untuk memasang atau memindahkan kawat berduri atau biasa disebut security barrier. Dalam sebuah video berjudul Simulasi Penggunaan Kendaraan Security Barrier yang diunggah di channel Youtube Humas Polres Prabumulih, terlihat bagaimana tahap demi tahap pemasangan kawat berduri.

Untuk memasang kawat berduri, idealnya dibutuhkan setidaknya dua unit mobil. Satu mobil secara khusus digunakan untuk mengangkut dan mengurai gulungan kawat berduri, sedang satu mobil lagi digunakan untuk menarik kawat berduri.

 

Aksi nekat para buruh itu mengundang polisi untuk maju lebih dekat menjaga massa. Para buruh yang tergabung ke dalam Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak) pun langsung diinstruksikan tetap tenang menghadapi polisi yang berjaga.

Polisi sengaja menghalau massa masuk ke wilayah HI, termasuk Jalan MH Thamrin dan Bundaran HI, sesuai dengan larangan berdemo di dua wilayah tersebut. Namun, menurut Gebrak, larangan itu sejatinya telah dianulir Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Idham Azis.

"Tanggal 29 April di Polda Metro Jaya, pukul 19.30 WIB, kami menemui Kapolda untuk menyampaikan agar kami tidak diblokade. Faktanya, ini massa di mana-mana diblokade, mulai dari Jalan Imam Bonjol, Sarinah, sampai MH Thamrin," tutur Nining Elitos, Juru Bicara Gebrak di tengah aksi di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (1/5/2018).

Baca Juga : WNA Joging di Tengah Demo Buruh

Kata Nining, ada ketidakpatuhan aparat kepolisian kepada Kapolda yang sebelumnya telah mengizinkan pendemo untuk menggunakan Bundaran HI. "Kapolda menyampaikan bahwa tempat ini boleh dan memberikan ruang terhadap kami, ternyata ini adalah bentuk pengingkaran, artinya kapolda tidak dihormati oleh kapolres kapolsek yang ada di bawahnya," kata Nining.

Nining melihat blokade yang dilakukan aparat tersebut merupakan bentuk sistem pemerintahan yang antikritik dan antidemokrasi. "Momentum perjuangan 1 Mei ini sangat represif, sampai sebegitu kekhawatiran aparat. saya yakin ini pasti ada instruksi dari atasannya agar kaum buruh tidak bisa bersatu menyampaikan aspirasinya," ucapnya.

Selanjutnya, Nining bilang, massa masih akan tetap menunggu keputusan bersama dan akan konsisten sesuai rencana mereka berorasi di Bundaran HI, sebelum kemudian bergeser menuju Istana Negara melalui Jalan MH Thamrin.

Diketahui, tuntutan yang diajukan oleh Gebrak pada peringatan Hari Buruh adalah penghapusan sistem kerja kontrak atau outsourcing, mencabut PP Nomor 78 Tahun 2015, Inpres 9/2013 tentang Padat Karya, menurunkan harga BBM, tarif dasar listrik, dan kebutuhan pokok. Selain itu massa juga menuntut agar segala kriminalisasi terhadap aktivis --baik itu buruh tani, mahasiswa, kaum miskin kota lainnya-- dihentikan. 

Sampai saat ini, demo masih berlangsung dan terpusat di depan Istana Kepresidenan.

Infografis tuntutan buruh (Mia/era.id)

Rekomendasi
Tutup