Israel Halangi Akses Medis Warga Gaza

| 04 May 2018 13:20
Israel Halangi Akses Medis Warga Gaza
Ilustrasi (Pixabay)
Palestina, era.id - Kondisi masyarakat di Jalur Gaya makin parah. Di bawah kuasa Hamas, masyarakat Jalur Gaza makin dekat dengan kehancuran. Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyebut pasokan obat dan medis makin menipis dan mengkhawatirkan.

Wakil Menteri Kesehatan Jalur Gaza, Yousef Abu Ar-Reesh sebagaimana dilansir Antara mengatakan, dalam satu taklimat di Rumah Sakit Shiffa di Kota Gaza, pihaknya menghadapi satu tahap paling buruk akibat krisis kesehatan yang bertambah parah. 

Abu Ar-Reesh mengungkap, persentase defisit obat-obatan mencapai 50 persen. Selain itu, ada kekurangan obat sebanyak 27 persen dan 58 persen bahan laboratorium serta bank darah.

Situasi ini bertambah parah lantaran pasokan obat darurat yang makin menipis akibat bentrokan Palestina-Israel selama beberapa pekan belakangan di sepanjang perbatasan Israel dan Jalur Gaza.

Abu Ar-Reesh mengatakan, kekurangan pasokan juga mempengaruhi semua kategori pasien di daerah kantong Palestina itu. Meski begitu, ia telah meminta dunia ikut menyumbangkan donor untuk mendukung pihaknya mencegah tumbangnya sektor kesehatan.

Baca Juga : Israel Siapkan Strategi Serang Iran

Abu Ar-Reesh juga menyeru organisasi hak asasi manusia (HAM) Palestina dan internasional untuk menegaskan berbagai pelanggaran yang jelas-jelas dilakukan Israel. Kata Abu Ar-Reesh, pelanggaran hak asasi yang kini terjadi adalah pembatasan akses pasien untuk mendapatkan perawatan medis.

Sebelumnya, tempat penyeberangan Jalur Gaza dengan Israel terkena dampak bentrokan yang terjadi di dekat pagar perbatasan yang telah ditutup sejak 30 Januari 2018.

Kementerian Kesehatan Jalur Gaza menyebut ada 44 orang Palestina yang tewas ditembak. Selain itu, lebih dari 6.000 orang lainnya cedera dalam bentrokan itu.

Puncak aksi protes Palestina rencananya akan digelar 15 Mei 2018 mendatang, sehari setelah peringatan ke-70 berdirinya Israel, yang diperingati oleh rakyat Palestina sebagai Hari Nakba, atau Hari Bencana.

Rekomendasi