Jalur Gaza Memanas, 55 Warga Palestina Tewas

| 15 May 2018 09:08
Jalur Gaza Memanas, 55 Warga Palestina Tewas
Ilustrasi (Pixabay)
Gaza, era.id - Bentrokan antara demonstran Palestina dan tentara Israel di bagian timur Jalur Gaza dekat perbatasan Israel kian memanas. Dalam kejadian itu, 15 orang tewas dan 2.771 warga Palestina terluka.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza Ashraf Al-Qedra mengatakan, tentara Israel kembali melakukan tindakan represif hingga menewaskan 55 orang dan melukai 2.771 orang. Ia menyebut, itu adalah hari paling berdarah sejak tahun 2014. Apalagi, ada tujuh anak-anak Palestina yang tewas dan 54 orang yang cedera berada dalam kondisi sangat kritis.

"Sebanyak 1.204 orang cedera terkena amunisi aktif, 13 orang kena peluru logam berlapis karet, 133 orang kena pecahan amunisi, dan 837 menderita sesak nafas karena menghirup gas air mata," kata Ashraf seperti dilansir Antara.

Ia juga menuduh bahwa tentara Israel melakukan pembantaian terhadap masyarakat Jalur Gaza yang tidak memiliki pertahanan diri.

Baca Juga : Israel Halangi Akses Medis Warga Gaza

(Ilustrasi/era.id)

Aksi mogok umum mendominasi Jalur Gaza pada Senin (15/5) dan melibatkan murid sekolah, mahasiswa, pegawai bank dan pegawai toko. Jalan-jalan pun tampak lengang dari lalu lintas dan pejalan kaki.

Tampak ban dibakar di seluruh jalan utama untuk menentang pemindahan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem. Bus dan truk mengumpulkan orang dari jalan dan pemukiman serta daerah sekitar masjid sementara pengeras suara menyerukan warga agar bergabung dalam pawai satu-juta-orang Palestina.

Menurut Pemimpin Front Rakyat bagi Pembebasan Palestina Jamil Mizher, rakyat bergerak ke daerah timur Jalur Gaza untuk mengubah sejarah. Rakyat keluar untuk meraih hak mereka dari musuh dan mewujudkan kemerdekaan.

Baca Juga : Israel Siapkan Skenario Serang Iran

Sementara itu, sebelum kejadian bentrok itu, Kepala sub-delegasi Komite Palang Merah Internasional Jalur Gaza Gilan Devorn telah menyerukan semua pihak agar melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi korban jiwa dan menghindari kerugian.

Meski sudah jatuh banyak korban jiwa, pemimpin utama HAMAS di Jalur Gaza Mahmoud Zahar mengatakan kepada wartawan, meskipun ada kejahatan yang menyebabkan banyak korban jiwa pawai itu akan terus dilaksanakan hingga tuntutan mereka dipenuhi.

 

Rekomendasi