Demokrat Rayu Partai Lain Bentuk Poros Ketiga
Demokrat Rayu Partai Lain Bentuk Poros Ketiga

Demokrat Rayu Partai Lain Bentuk Poros Ketiga

By Moksa Hutasoit | 05 May 2018 14:03
Jakarta, era.id - Partai Demokrat belum juga menentukan pilihan dalam pilpres 2019, apakah bergabung dengan Joko Widodo atau Prabowo Subianto. Hingga detik ini, Demokrat masih mendorong munculnya poros ketiga. 

Wakil Sekjen Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsudin mengajak partai-partai lain untuk membentuk poros baru. Alasannya, dengan mendukung Jokowi maupun Prabowo, tidak otomatis meningkatkan elektabilitas partai mereka. Bergabung dengan poros baru, kata Didi, lebih baik ketimbang mengekor.

"Meskipun poros ketiga kecil kemungkinan. Tapi makin banyak pilihan makin bagus untuk demokrasi dan partai-partai yang ada itu bagus juga. Saya mengajak kita, sahabat-sahabat partai yang ada untuk cerdas," kata Didi seusai acara diskusi di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5/2018).

Baca: Demokrat Jadi Kunci Poros Ketiga

"Alangkah ruginya kalau kita ikut dukung-mendukung tapi kita enggak dapat dampak elektoral," tambahnya. 

Didi menyindir sejumlah partai yang mendukung calon tertentu dengan harapan mendapat dampak elektoral. Berdasarkan pengamatan Didi, elektoral yang diharapkan tersebut tidak bakal terjadi. 

"Tidak seperti karnaval, yang membebek orang-orang ke kiri kita ke kiri, orang ke kanan kita ke kanan," ucap Didi berasumsi.

Selain itu, alasan lain mendorong terciptanya poros ketiga, supaya Demokrat bisa melanjutkan program mereka 10 tahun lalu. Didi menilai banyak program bagus di era Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak dilanjutkan pemerintah Jokowi.

"Bagaimanapun 10 tahun di kekuasaan, kami ingin melanjutkan program-program kami berkelanjutan, kalau ada yang kurang kita perbaiki," ujarnya.

PAN tertarik ikut Poros Ketiga

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Viva Yoga Mauladi membuka diri bergabung dengan poros ketiga seperti usulan Demokrat. Viva masih menunggu keseriusan Demokrat dalam mendeklarasikan poros tersebut.

"Kalau untuk tiga pasangan calon masih memungkinkan. Tergantung keseriusan dari Partai Demokrat," kata Viva di lokasi yang sama.

Kata Viva, baik PAN, Demokrat dan PKB belum memutuskan nama calon secara formal. Jadi masih ada kemungkinan untuk membentuk poros ketiga yang akan bersaing melawan Joko Widodo dan Prabowo Subianto. 

"Karena kalau asumsinya, Gerindra-PKS 20,17 persen; kemudian PAN, PKB dan Demokrat 27,85 persen, jadi masih memenuhi syarat UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, presidential threshold 20 persen atau 112 kursi DPR RI," ujar Viva.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Viva Yoga Mauladi (Leo/era.id)

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi menjelaskan dalam survei nasional yang diadakan bulan Maret 2018, menunjukan partai PDI Perjuangan menjadi partai paling loyal dalam mendukung Joko Widodo. Selain itu, PDIP mendapat limpahan suara elektoral dari dukungan yang diberikannya kepada Jokowi. Sedangkan Golkar dan Nasdem yang lebih dulu mendeklarasi dukungan mereka untuk pencapresan Jokowi, tidak mendapat limpahan yang berarti. 

Baca: Survei Indikator, PDIP Paling Loyal Dukung Jokowi

"Suka tidak suka publik lebih banyak memberikan kreditnya pada PDIP, meskipun PDIP tidak melakukan banyak hal dalam melakukan the rulling partai," kata Burhanudin, Kamis (3/5) lalu.

Rekomendasi
Tutup