"Rp 40 juta urunan dari tim, mayoritas dari Neno (Warisman)," kata Mardani kepada awak media, di lokasi acara.
Dia menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk keperluan deklarasi serta membuat buku panduan #2019GantiPresiden yang dibagikan gratis kepada relawan. Buku itu berisi panduan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan relawan.
"Buku berisi do and don't, apa saja yang bisa dilakukan relawan dan tidak boleh, contoh tidak boleh provokasi, dan lain-lain," ujarnya.
Mardani mengklaim, meskipun gerakan ini bermuatan politik, tapi relawan akan dibekali pemahaman agar menyempaikan pesan dengan baik.
"Tentu pasti ada (politisasi). Tapi kita buat sistem agar relawan tertata dengan baik, pesan kita tersampai dengan baik dan bermanfaat untuk negeri," tutur Mardani.
Baca Juga : Aktivitas Politik Dekat Area CFD
Buku panduan yang disusun RGP#2019 (Fitria/era.id)
Dia juga mengklaim, gerakan relawan #2019GantiPresiden bukan merupakan bentuk kampanye yang dilarang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Gerakan ini diklaim sebagai bagian dari kebebasan berpendapat.
Lebih lanjut, Mardani menyebut, gerakan relawan ini fokus untuk memberikan pendidikan politik ke masyarakat. Saat aksi ini digelar, para relawan mengenakan berbagai atribut #2019GantiPresiden, mulai dari kaus, topi, bendera, hingga gantungan kunci.
Baca Juga : CFD Harus Terbebas dari Deklarasi #2019GantiPresiden
Acara ini dijaga 5.000 personel gabungan TNI-Polri. Personel ini diturunkan agar acara tersebut tidak mengganggu dan tidak menimbulkan kericuhan walau lokasinya bersebelahan dengan area berlangsungnya car free day.
"Kami siapkan pengamanan yang biasa-biasa saja. Ada 5.000-an lebih petugas gabungan TNI-Polri yang dikerahkan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.