LSI membagi parpol peserta Pemilu 2019 menjadi empat kelompok, yaitu divisi utama, partai dengan elektabilitas di atas 10 persen; divisi menengah, partai dengan elektabilitas di bawah 10 persen dan di atas batas parliamentary threshold 4 persen; divisi bawah, partai dengan elektabilitas di bawah parliamentary threshold 4 persen; dan divisi nol koma, partai dengan elektabilitas nol koma.
Ada tiga partai politik yang yang elektabilitasnya di atas 10 persen, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di posisi tertinggi dengan elektabilitas 21,7 persen, menyusul Partai Golkar dengan elektabilitas 15,3 persen, dan Partai Gerindra dengan elektabilitas 14,7 persen.
"Perolehan suara tiga partai ini juga melampaui perolehan suara mereka saat Pemilu Legislatif 2014. Tiga partai ini berada di divisi utama dan berebut untuk menjadi juara di Pemilu Legislatif 2019," kata peneliti LSI, Ardian Sopa di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (8/5/2018).
Baca Juga : Ketua KPU: Lembaga Survei Harus Transparan
(Infografis/era.id)
Joko Widodo (Jokowi) dianggap punya asosiasi paling kuat dengan PDIP. Hal ini dibuktikan dengan 65 persen responden yang menganggap Jokowi terasosiasi alias akan diusung sebagai calon presiden oleh PDIP.
Baca Juga : PDIP Pertimbangkan JK Kembali Dampingi Jokowi
Hal inilah, menurut LSI, yang membuat PDIP menempati posisi puncak partai dengan elektabilitas tertinggi, yaitu sebesar 21,7 persen. Selain itu, Jokowi masih dianggap sebagai capres paling kuat pada Pemilu 2019.
"Apa yang menaikkan dan menurunkan dukungan atas partai? 75,5 persen pemilih menyatakan yang bisa menaikkan dan menurunkan dukungan terhadap partai adalah ada atau tidaknya capres yang kuat yang diusung partai," kata Adian.
(Infografis/era.id)
Baca Juga : Jokowi Kalahkan Prabowo di Semua Simulasi Survei
Selain faktor capres, menurut LSI, 74,7 persen responden menyatakan ada atau tidaknya program yang populer yang diusung partai memengaruhi suara mereka terhadap pilihan partai. Terakhir, 51,7 persen responden menganggap ada atau tidaknya skandal partai memengaruhi suara pilihan mereka.
Sementara itu, Prabowo Subianto dianggap terasosiasi kuat dengan Partai Gerindra. "Ketika kita tanyakan kepada pemilih, partai mana yang akan mencalonkan Prabowo, mayoritas, sebanyak 80,9 persen menyatakan Gerindra," ujar Ardian.