Komisi III Evaluasi Pengawasan Rutan Mako Brimob
Komisi III Evaluasi Pengawasan Rutan Mako Brimob

Komisi III Evaluasi Pengawasan Rutan Mako Brimob

By Aditya Fajar | 09 May 2018 16:41
Jakarta, era.id - Anggota Komisi III DPR, Masinton Pasaribu menyoroti kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Ia mempertanyakan sistem pengawasan para tahanan khususnya narapidana terorisme.

"Ini kan kejadian yang kedua kali. Ricuh di Rutan Mako Brimob yang melibatkan narapidana teroris, jadi perlu ditinjau kembali dan evaluasi terhadap sistem pengawasan dan para tahanan di Mako Brimob," kata Masinton di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Rencananya, Komisi III akan mengunjungi Mako Brimob untuk mengetahui kondisi terkait setelah masa reses selesai. Adapun salah satu evaluasi yang ingin diusulkan oleh DPR yakni memperketat pengawasan napi terorisme.

Baca juga: Catatan Kerusuhan Mako Brimob

"Kita tunggu informasi resmi dari polisi. Nanti selesai reses ini, minggu depan ada kemungkinan kami akan bahas di Komisi III untuk melakukan kunjungan ke lapangan," lanjut Masinton.

"Mungkin nanti agar peristiwa ini tidak terulang kembali, bisa ditaruh di pulau tertentu yang mana tingkat security (pengawasannya) lebih tinggi. Sebab napi terorisme ini merupakan kejahatan extraordinary jadi penanganannya juga harus luar biasa," jelasnya.

Baca juga: Satu Polisi Masih Disandera Teroris di Mako Brimob?

Kejadian ini berawal ketika seorang narapidana terorisme diperiksa penyidik Densus 88 di ruang tahanan titipan pada Selasa (8/5) pukul 15.00 WIB. Tak lama berselang, seorang tahanan terorisme berteriak dan memukul tembok rutan menagih janji akan diberikan makanan.

Setelah itu, pukul 21.30 WIB, para tahanan terorisme mendorong teralis besi hingga jebol. Kemudian mereka merebut senjata laras panjang dan menjebol ruang amunisi di dalam gedung tahanan. Sehingga di lokasi tahanan terjadi baku tembak antara tahanan terorisme dan personel Densus 88 dan Brimob. 

Baca juga: Benci Bikin Napi Terorisme Serang Polisi

Peristiwa ini menimbulkan enam korban jiwa. Lima anggota polisi gugur dalam peristiwa ini. Seorang lagi berasal dari napi teroris. Karo Penmas Polri Brigjen M Iqbal menjelaskan, napi tersebut terpaksa dilumpuhkan karena mencoba melawan dan merebut senjata polisi.

"Ini tindakan tegas dan terukur dari polisi," kata Iqbal. 

Karo Penmas Polri Brigjen M Iqbal (Yohanes/era.id)

Rekomendasi
Tutup