Akhirnya, Bripka Iwan Dilepas Napi Teroris
Akhirnya, Bripka Iwan Dilepas Napi Teroris

Akhirnya, Bripka Iwan Dilepas Napi Teroris

By Moksa Hutasoit | 10 May 2018 01:28
Jakarta, era.id - Bripka Iwan Sarjana, anggota polisi yang menjadi sandera napi teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, berhasil dibebaskan. Iwan langsung dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur karena menderita luka.

"Sandera sudah berhasil kita bebaskan. Sekarang sudah dilarikan ke RS Polri Kramat Jati," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5) subuh.

Bripka Iwan Sarjana telah disandera oleh napi teroris selama kurang lebih 27 jam, sejak kerusuhan terjadi pada Selasa (8/5) malam. Kondisi Bripka Iwan mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh dan wajahnya. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, polisi sudah membawa Bripka Iwan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan.

"Kondisi sandera ada luka lebam di seluruh badan dan muka, tapi dalam keadaan hidup. Jadi langsung dibawa ke rumah sakit," tambah Setyo.

Setyo menambahkan, tim negosiator berhasil menyelamatkan Bripka Iwan setelah melakukan pertukaran dengan para napi terorisme. Penyanderaan terhadap Iwan terjadi sejak Selasa malam (8/5) sekitar pukul 19.30 WIB.

Biar kamu tahu, penyebab kerusuhan di Mako Brimob ini hanya karena masalah sepele, soal makanan. Napi teroris yang tidak sabar lantas membuat keributan. Padahal SOP dari kepolisian, tegas menyebut, makanan apapun yang berasal dari luar harus melewati pemeriksaan. Polisi ingin memastikan makanan itu aman dan sehat. Termasuk jangan sampai ada barang-barang terlarang diselundupkan melalui makanan itu.

Kejadian ini berawal ketika seorang narapidana teroris diperiksa penyidik Densus 88 di ruang tahanan titipan pada Selasa (8/5) pukul 15.00 WIB kemarin. Seorang tahanan teroris berteriak dan memukul tembok rutan menagih janji akan diberikan makanan.

Setelah itu, pukul 21.30 WIB, para tahanan teroris mendorong teralis besi hingga jebol. Kemudian mereka mengambil senjata laras panjang dan menjebol ruang amunisi di dalam gedung tahanan. Terjadilah baku tembak antara tahanan teroris dan personel Densus 88 dan Brimob.

Kerusuhan ini menimbulkan enam korban jiwa. Lima anggota polisi gugur dalam peristiwa ini. Mereka dibunuh dengan cara yang sangat keji. Empat orang mengalami luka bacok dan tusuk di organ-organ vital. Seorang lagi yang tewas berasal dari napi teroris. Napi tersebut terpaksa dilumpuhkan karena mencoba melawan dan merebut senjata polisi.

 

Rekomendasi
Tutup