ERA.id - Mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan ekonom Rizal Ramli yang menyebut Presiden Jokowi salah mengelola pandemi.
Hal itu disampaikan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu melalui media asing New Straits Times, beberapa waktu lalu.
"Di negara saya sendiri, Indonesia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, adalah contoh utama dari seorang pemimpin yang telah salah mengelola pandemi," tulis Rizal Ramli, dikutip dari zonabanten.pikiran-rakyat.com.
Menanggapi itu, Ferdinand menyebut bahwa Rizal Ramli kini surplus kritik, namun kelebihan nyinyir.
"Zal, yang harus kamu pelajari sekarang adalah MENGAPA kamu surplus kritik, kelebihan nyinyir, benci berlebihan," cuit Ferdinand di akun Twitternya, Sabtu (30/10/2021).
"Coba cari penyebabnya dan lupakan. Setelah itu evaluasi diri terkait kemampuanmu yg sesungguhnya tak seberepa. Memperbaiki kualitas hidup sendiri sj gagal..!!" tambah dia.
Untuk diketahui, secara umum terjadi penurunan tren kasus baru mingguan di Indonesia sebesar 23 persen dan penurunan jumlah kematian sebesar 16 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Prestasi tersebut menjadikan Indonesia masuk ke dalam wilayah hijau atau green zone oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau US CDC di Atlanta.
Zona hijau merupakan sebuah kategori untuk negara dengan insiden COVID-19 yang rendah dan aman untuk dikunjungi.
"Oleh karena itu, CDC meminta pelancong dari Amerika yang akan ke Indonesia sudah divaksinasi lengkap sebelum bepergian ke Indonesia," kata Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro dalam keterangan persnya, Jumat (29/10/2021).
Di sisi lain, kasus harian di Eropa hampir mencapai 100 ribu kasus per hari dan di Amerika Serikat mencapai lebih dari 70 ribu. Menurut Reisa, pandemi tidak akan berakhir di Indonesia jika tidak berakhir di seluruh dunia.
"Kita harus tetap mendoakan agar situasi di negara lain akan segera membaik, karena pandemi tidak akan berakhir di Indonesia kalau tidak berakhir di seluruh dunia," sambung Reisa.
Reisa juga menuturkan bahwa di panggung global, Presiden Jokowi akan mengumandangkan ajakan untuk pulih bersama dan pulih untuk menjadi lebih kuat atau recover together, recover stronger.
"Sebagai Ketua G20 setahun ke depan, Presiden mengajak semua negara maju bekerja bersama memastikan akses terhadap vaksin COVID-19 merata dan memerangi COVID-19 bersama-sama, dan juga memastikan perawatan dan pencegahan dilakukan oleh semua," pungkasnya.