Memetik Hikmah dari Erupsi Freatik Gunung Merapi
Memetik Hikmah dari Erupsi Freatik Gunung Merapi

Memetik Hikmah dari Erupsi Freatik Gunung Merapi

By Yudhistira Dwi Putra | 11 May 2018 22:21
Jakarta, era.id - Pascaerupsi freatik Gunung Merapi di wilayah Yogyakarta, pagi tadi, Jumat (11/5/2018), kondisi masyarakat kembali normal. Hingga saat ini, tak ada erupsi susulan yang terjadi. Menurut pantauan PVMBG, aktivitas vulkanik Gunung Merapi pun masih normal.

Sebagai manusia yang memegang semangat positif, mari kita cari hikmah dari peristiwa erupsi freatik Gunung Merapi hari ini. Berdasar pengamatan di sejumlah media massa, setidaknya kita bisa sedikit lega, sebab masyarakat Yogyakarta telah siap dan cukup terlatih menghadapi situasi bencana, khususnya gunung meletus.

Baca Juga : Letusan Freatik Gunung Merapi Jangan Panik

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, seluruh elemen masyarakat di Yogyakarta, mulai dari pemerintah daerah, relawan, hingga masyarakat telah meningkatkan kesiagaan dalam menghadapi erupsi Gunung Merapi pagi tadi.

"Belajar dari pengalaman erupsi Gunung Merapi tahun 2010, saat ini pemerintah, pemda, masyarakat, dan relawan telah meningkat tingkat kesiapsiagaannya menghadapi erupsi Gunung Merapi," kata Sutopo dalam keterangan yang diterima era.id, Jumat (11/5/2018).

Kata Sutopo, kesiapan menghadapi bencana dapat dilihat dari reaksi masyarakat yang langsung mengungsi secara mandiri pascaletusan terjadi. Diperkirakan ada 8.890 jiwa yang tinggal di lereng selatan Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman yang melakukan evakuasi mandiri.

Kerennya lagi, tanpa koordinasi, masyarakat mengungsi secara terpisah. Sebanyak dua ribu jiwa mengungsi ke Glagaharjo, 500 jiwa ke Balai Desa Umbulharjo, 400 jiwa ke barak Brayut Umbulharjo, dan dua ribu jiwa yang mengungsi ke Puskesmas Pakem Harjobinangun.

Selebihnya, 800 jiwa lain tersebar di Balai Desa Pakembinangun dan Harjobinangun, 800 jiwa ke lapangan Tritis Purwobinangun, 190 jiwa ke barak Purwobinangun, dua ribu jiwa ke Candi Binangun, dan 200 jiwa ke Balai Desa Girikerto.

"Hingga saat ini masyarakat yang sebelumnya melakukan evakuasi mandiri telah kembali ke rumah masing-masing," tutur Sutopo.

Infografis "Erupsi Freatik Gunung Merapi" (Wicky Firdaus/era.id)

Penanggulangan

Sebaran abu vulkanik berangsur-angsur telah menghilang. Pantauan satelit Himawari milik BMKG menunjukkan, sejak Jumat siang, sebaran abu vulkanik berangsur-angsur terbang mengarah ke Samudera Hindia.

Meski begitu, masyarakat diimbau untuk tetap mengenakan masker untuk menghindari berbagai risiko gangguan pernapasan akibat menghirup abu vulkanik.

Otoritas juga telah mendistribusikan puluhan ribu masker buat masyarakat. BPBD Sleman misalnya, telah menyebar 29.350 lembar masker, BPBD Kabupaten Magelang yang mendistribusikan sembilan ribu masker, BPBD Klaten dengan 26.000 masker, dan BPBD Boyolali yang distribusikan enam ribu masker.

Baca Juga : Ada 120 Pendaki di Gunung Merapi Saat Erupsi

Terkait 160 pendaki yang ketika erupsi terjadi berada di sekitar Pasar Bubrah, 1 kilometer dari puncak kawah, seluruhnya dinyatakan selamat. Petugas dan relawan telah berhasil mengevakuasi seluruhnya. Meski enggak ada korban jiwa, delapan orang pendaki dinyatakan mengalami luka-luka dan trauma.

Untuk sementara, Balai Taman Nasional Gunung Merapi menutup obyek wisata di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Beberapa obyek wisata yang ditutup adalah Tlogo Muncar dan Tlogo Nirwono di Kaliurang, Panguk dan Plunyon di Kali Kuning Cangkringan, Sapuangin Deles di Kemalang Klaten, Jurang Jero di Srumbung Magelang dan pendakian Gunung Merapi dari Sapuangin maupun dari Selo Boyolali. 

Penutupan sementara dilakukan dengan batas waktu yang belum ditentukan. Buat BNPB saat ini yang terpenting adalah agar masyarakat tenang menyikapi situasi bencana semacam ini. 

Tags : merapi
Rekomendasi
Tutup