Jakarta, era.id - Bom meledak di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) pagi. Bom itu menyasar Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Gubeng, Surabaya; Gereja Kristen Indonesia (GKI) Dipo Jalan Diponegoro nomor 146, Tegalsari, Surabaya; dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Arjuno Jalan Arjuno nomor 90, Sawahan, Surabaya.
Hingga pukul 15.00 WIB, sebelas orang meninggal dunia, sementara 43 orang luka-luka dan dirawat di delapan rumah sakit di Surabaya.
Baca Juga : Jokowi: Ungkap Jaringan Teroris Sampai Akarnya!
Salah satu korban meninggal itu diketahui bernama Aloysius Bayu Rendra Wardhana. Dia adalah relawan keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela.
Tak ada gelagat yang menandakan dia bakal meninggalkan keluarga tercintanya. Bahkan, sesaat sebelum dia bertugas, status di media sosialnya masih menunjukkan kebahagiaan.
"Selamat pagi, Tuhan memberkati (emoticon malaikat) mandi.. cuss SMTB (emoticon gereja) tugas negara memanggi," kata Bayu, di akun media sosialnya.
(Status di media sosial Aloysius Bayu Rendra Wardhana/istimewa)
Setelah kabar Bayu wafat, di media sosial beredar ungkapan belasungkawa untuknya. Dia meninggalkan dua anaknya yang masih bayi.
Dari cerita yang beredar di media sosial, Bayu mencoba menghadang pelaku teror yang menggunakan sepeda motor saat mencoba masuk ke dalam Gereja Santa Maria Tak Bercela. Motor itu masuk lewat pintu samping, dan meledak di dekat Bayu.
(Rekaman cerita Bayu di media sosial/istimewa)
Kisah pilu juga terasa di keluarga Vincencius Evan (11), dan adiknya, Nathanael (8). Kisah mereka beredar di media sosial. Mereka menjadi korban kebiadaban pelaku teror di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela.
Kala itu, Evan dan Nathanael pergi beribadah bersama kedua orang tuanya. Sang ayahanda selamat karena saat peristiwa itu terjadi, dia tengah memarkir kendaraannya. Sedang sang ibunda, mengalami luka serius dan saat ini mendapatkan penanganan medis intensif.
(Rekaman cerita Evan dan Nathanael di media sosial/istimewa)
Presiden Joko Widodo menyebut aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, sebagai tindakan yang biadab. Terlebih aksi tersebut telah menyebabkan duka korban jiwa.
"Aksi teror di tiga lokasi di Surabaya, sebagai tindakan terorisme yang biadab," kata Jokowi di RS Bhayangkara, Surabaya (13/5/2018).
Baca Juga : Jokowi: Aksi Teroris Biadab dan Pengecut
Jokowi mengatakan tindakan ini telah menimbulkan banyak korban jiwa, baik itu masyarakat maupun aparat kepolisian. Terlebih ada anak-anak yang tidak berdosa ikut menjadi korban dalam peristiwa ini.
"Ada anak-anak yang tidak berdosa, termasuk pelaku menggunakan dua anak berumur 10 tahun yang digunakan untuk pelaku bom bunuh diri," lanjut Jokowi.
Foto: Jokowi meninjau lokasi bom di Surabaya (Foto: Biro pers kepresidenan)
Menurut Jokowi, teroris merupakan kejahatan kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama manapun. Jokowi juga telah memerintahkan aparat kepolisian untuk membongkar jaringan pelaku bom bunuh diri tersebut.
"Pagi tadi saya sudah memerintahkan polisi untuk menelusuri jaringan pelaku, dan membongkar jaringan mereka hingga ke akarnya," sambungnya.
Saat meninjau lokasi ledakan di Surabaya, Jokowi didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menko Polhukam Wiranto, dan Kepala BIN Budi Gunawan. Jokowi juga menjenguk korban ledakan yang dirawat di rumah sakit.