Pernyataan Fadli Zon soal Bom Surabaya Menyesatkan
Pernyataan Fadli Zon soal Bom Surabaya Menyesatkan

Pernyataan Fadli Zon soal Bom Surabaya Menyesatkan

By akuntono | 14 May 2018 07:38
Jakarta, era.id - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Kusnadi, menyesalkan pernyataan Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait aksi teror di Tanah Air. Menurut Kusnadi, Fadli tidak memiliki nurani karena memanfaatkan terjadinya ledakan bom untuk kepentingan politik. 

“Pernyataan Fadli Zon yang menggunakan persoalan terorisme untuk mengkritik pemerintah Jokowi sangat menyesatkan, dan tidak memiliki nurani," kata Kusnadi, melalui pernyataan tertulis, Minggu (13/5/2018) malam.

Sebagai Pimpinan DPR RI, kata Kusnadi, seharusnya Fadli berempati dengan korban dan membantu pemerintah, dan tidak menggunakan kejadian pengeboman tiga gereja di Surabaya untuk kepentingan politik.

Baca Juga : Membaca Sel Teroris Indonesia

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur itu melanjutkan, Fadli seringkali menyampaikan analisa politik yang ngawur dan selalu menyederhanakan semua persoalan sebagai dampak dari kemiskinan dan kegagalan pemerintah. Melalui akun twitter-nya, Fadli menyampaikan terorisme biasanya terjadi di negara yang pemimpinnya lemah dan mudah diintervensi, serta angka ketimpangannya tinggi.

"Pernyataan Fadli Zon yang menggiring opini sebagai kelemahan kepemimpinan juga sangat tidak etis. Pernyataan yang tendensius, dan asal bunyi tersebut sangat disesalkan. Sebagai pimpinan DPRD, kami merasa malu punya Wakil Ketua DPR RI seperti Fadli Zon," ujar Kusnadi.

 

Kusnadi yang melihat langsung suasana di lapangan pascapengeboman, merasa miris, betapa orang dibutakan nuraninya dan membunuh sesamanya dengan tindakan biadab terorisme. Dia mengajak anggota DPRD dan masyarakat Jawa Timur untuk tidak takut melawan aksi terorisme.

"Mari kita jaga suasana kondusif, dan semua pihak harus berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya ke publik, agar pernyataan Fadli Zon itu tidak terjadi. Mungkin yang dimaksud pemimpin pekok oleh Pak Amien Rais tersebut adalah sosok seperti Fadli Zon," ungkap Kusnadi.

Baca Juga : Perjuangan Nathanael Bocah Korban Bom Surabaya Selesai

Bom meledak di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi. Kepolisian menyampaikan sudah 14 korban meninggal akibat ledakan bom bunuh diri tersebut, sementara korban luka mencapai 43 orang dan dirawat di rumah sakit.

Pelaku bom bunuh diri adalah satu keluarga, Dita Oepriarto dan Puji Kuswati yang merupakan pasangan suami istri dan melibatkan empat anaknya. Dua anak perempuan mereka, FR dan FS, masing-masing diketahui masih berusia delapan dan 12 tahun, sedangkan dua anak lelaki mereka, YF dan FH diketahui berusia 17 dan 15 tahun. Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Dita adalah pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur.

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi ledakan dan menjenguk korban pada Minggu sore. Dia mengecam aksi teror tersebut dan menyebutnya sebagai kejahatan kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apapun. Jokowi kemudian meminta Polri mengungkap dan semua yang terlibat dalam teror tersebut hingga ke akar-akarnya.

Rekomendasi
Tutup