Bom tersebut meledak sekitar pukul 08.50 WIB, di gerbang masuk kendaraan Mapolrestabes Surabaya. Akibat ledakan tersebut, anggota kepolisian turut menjadi korban.
"Ada korban dari anggota, kondisinya belum bisa kita sampaikan," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, saat konferensi pers di Mapolda Jatim, Senin (14/5/2018).
Sejumlah kendaraan taktis bersiaga di sana. Lokasi pun ditutup untuk publik. Wartawan hanya bisa memantau di depan Jalan Veteran, Surabaya, Jawa Timur.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah berada di Mapolda Jatim dan akan menggelar konferensi pers pada pukul 11.00 WIB.
Rentetan bom bunuh diri terjadi di Jawa Timur. Pada Minggu (13/5) pagi, terjadi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, dengan korban meninggal dunia hingga Senin (14/5) dini hari mencapai 18 orang. Kemudian pada Senin malam, kembali terjadi bom bunuh diri di Rusun Woonocolo, Jalan Husein Idris, Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya adalah satu keluarga, Dita Oepriarto dan Puji Kuswati yang merupakan pasangan suami istri dan melibatkan empat anaknya. Dua anak perempuan mereka, FR dan FS, masing-masing diketahui masih berusia delapan dan 12 tahun, sedangkan dua anak lelaki mereka, YF dan FH diketahui berusia 17 dan 15 tahun. Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Dita adalah pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur.
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi ledakan dan menjenguk korban pada Minggu sore. Dia mengecam aksi teror tersebut dan menyebutnya sebagai kejahatan kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apapun. Jokowi kemudian meminta Polri mengungkap dan semua yang terlibat dalam teror tersebut hingga ke akar-akarnya.