Penyerangan di Riau terjadi pada Rabu (16/5/2018), sekitar pukul 09.00 WIB, atau sehari setelah tim Densus Antiteror 88 menemukan secarik kertas bertuliskan "Minggu, Senin, Selasa" di kediaman seorang pelaku bom bunuh diri di Surabaya. Polisi belum menyampaikan keterangan terkait penemuan kertas tersebut, tapi diduga tulisan itu berkaitan dengan rentetan aksi yang terjadi di Jawa Timur dan Sumatera Utara.
Baca Juga : Rentetan Teror di Indonesia
Pada Selasa (15/5) malam, viral video seorang santri yang diminta mengeluarkan isi kardus dan tas yang dibawanya. Santri yang mengenakan songkok dan bersarung itu menuruti perintah anggota polisi meski terdengar kesal karena dicurigai membawa barang membahayakan. Setelah tidak terbukti membahayakan, beredar informasi santri tersebut berfoto bersama polisi yang sempat mencurigainya.
Kemudian pada Rabu siang, tidak lama setelah terjadinya serangan di Mapolda Riau, beredar video seseorang yang diperiksa di depan Mapolsek Tampan, wilayah Pekanbaru. Sempat beredar isu seseorang yang diperiksa itu dicurigai membawa barang berbahaya karena datang mengenakan ransel.
Tapi setelah dikonfirmasi ke Polsek Tampan, pemuda yang dicurigai itu ternyata warga sipil yang ingin membuat laporan kehilangan ke kantor polisi. Namun, dia dicurigai karena mengenakan ransel hingga sempat diminta tiarap untuk diperiksa layaknya polisi memeriksa terduga pelaku teror.
Baca Juga : Wartawan Jadi Korban Serangan Teror di Mapolda Riau
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menyampaikan, pemeriksaan yang dilakukan anggotanya adalah langkah antisipasi. Dia meminta pengertian masyarakat untuk kooperatif jika ada anggota kepolisian yang meminta informasi atau memeriksa barang yang dibawa.
"Kita tidak boleh underestimate juga. Karena faktanya di Mako Brimob itu dia (pelaku) dicek di badan, di tas enggak ada senjatanya. Ternyata senjatanya ditaruh di bawah kemaluan. Nah, mohon maaf kalau kepada masyarakat yang kemudian disetop, dimintai keterangan atau ditanya, seharusnya kooperatif kalau dia tidak mempunyai masalah," ungkap Setyo, di Mabes Polri.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga mengimbau tidak ada pihak yang menyudutkan umat Islam setelah terjadinya rentetan teror di Jawa Timur dan Riau. Presiden Joko Widodo juga menyatakan rentetan teror yang terjadi adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak berkaitan dengan agama apapun.
Hmm... Semua gara-gara teroris, jadi takut dicurigai nih kalau pergi bawa-bawa kardus atau ransel.