Evan dan Nathan menjadi korban ledakan bom saat bersama ibunya, Wenny, baru tiba di gereja. Wenny menggandeng kedua putranya memasuki halaman gereja. Baru saja melangkahkan kaki, tiba-tiba bom meledak tak jauh dari keberadaan ketiganya.
Mereka pun terhempas. Ternyata, itulah kali terakhir Wenny menggenggam tangan kedua jagoannya. Wenny mengalami luka pada bagian wajah, sedangkan paman Evan dan Nathan, selamat dari ledakan bom karena sedang memarkirkan mobilnya.
Evan, mengembuskan napas terakhirnya tak lama setelah dilarikan ke rumah sakit lantaran terluka parah. Sementara itu, usai berjuang selama kurang lebih 12 jam di ruang IGD RS Bedah Surabaya, Nathanael menutup mata untuk selamanya sekitar pukul 20.00 WIB.
Kepergian Evan dan Nathanael sempat dirahasiakan keluarga dan kerabat dari Wenny. Dikhawatirkan, kondisi Wenny yang juga terluka parah akan drop mengetahui kedua putranya telah tiada.
Barulah Senin (14/5) malam, Wenny akhirnya tahu dua jagoannya telah lebih dulu menghadap Tuhan. Tak bisa terbayangkan reaksi dia ketika mendapat kabar itu. Selasa (15/5) siang, Wenny diperbolehkan datang ke rumah duka Adijasa, Jalan Demak, Kota Surabaya. Namun dengan catatan, didampingi dokter dan hanya bisa empat jam karena kondisinya yang masih lemah.
Pada Rabu (16/5) pagi, dilakukan prosesi tutup peti di rumah duka. Wenny datang lagi ke rumah duka dengan tangan masih terpasang infus di tangan kirinya. Pemakaman Evan dan Nathan akan dilaksanakan pada Minggu (20/5), di Sukorejo, Jawa Timur.
Berikut adalah foto prosesi tutup peti Evan dan Nathan yang diabadikan kameramen era.id, Susilo Hamni :