Tim Editor
Fredrich yang harus membayar konsekuensi hukum dari perbuatannya merintangi proses hukum kasus korupsi e-KTP bekas Ketua DPR yang juga mantan kliennya, Setya Novanto mengaku kesepian lantaran jauh dari keluarganya di rumah.
Baca Juga : Fredrich Hijrah ke Rutan Cipinang
Tapi, kata Fredrich, ia kini telah menemukan keluarga baru, sesama penghuni Rutan Cipinang, Jakarta Timur. Fredrich bersyukur, persaudaraan di antara para penghuni Rutan Cipinang telah terbangun dengan amat baik.
Selain itu, hal lain yang menurut Fredrich sangat ia rindukan saat ini adalah menikmati sajian makanan rumahan yang biasa disiapkan istrinya. “Ya seperti kolak, kolang-kaling, minuman dingin, sama kue-kue,” tuturnya.
Perkara ini, Fredrich menyebut Rutan Cipinang memiliki menu makanan yang jauh lebih baik ketimbang Rutan KPK. Seperti kita ketahui, sebelum dipindah ke Rutan Cipinang, Fredrich sempat memprotes menu makanan di Rutan KPK.
Dalam sebuah persidangan, Fredrich menyebut KPK telah memperlakukan tahanannya secara enggak manusiawi. Seperti contoh, Fredrich mengaku pernah diberikan menu sarapan bubur kacang hijau satu sendok makan setiap harinya. Namun, hal itu telah dibantah tegas oleh JPU KPK.
Baca Juga : Ketika Aktivis Antikorupsi Bela Fredrich Yunadi
“Di sana makannya sangat-sangat terjamin, beda sama KPK, makanya saya bilang, original itu lebih bagus dari KW, itu kan KW, ini kan original. Perbedaannya di sana, ya kira-kira (KPK) gitulah,” tuturnya.
Dalam perkara ini, jaksa KPK mendakwa Fredrich atas dugaan merekayasa perawatan Setya di RS Medika dengan tujuan menghalangi proses hukum terhadap Novanto. Dalam perkara perintangan ini, KPK juga telah mendakwa dokter RS Medika, Bimanesh Sutarjo atas dakwaan telah merekayasa diagnosis medis Novanto.
Infografis "Fredrich Nego Terus" (era.id)
