Sekretaris Umum MUI Kota Surabaya Moch Munief menyebut, keputusan ini diambil oleh MUI Surabaya dengan pertimbangan melihat dua versi, pertama dari segi kemanusiaan, kedua dari akhlaknya.
"Manusia ya tetap manusia. Nanti saat pemakaman ya disesuaikan menurut agama masing-masing. Kalau yang Islam ya disalati dan dikafani," kata Moch Munief di Surabaya, seperti dikutip Antara, Minggu (20/5/2018).
Munief secara tegas menyebut, bila masih ada warga yang menolak ketujuh jenazah terduga teroris maka pihaknya akan bertindak. "Nanti kami langsung datangi dan diberikan penjelasan secara baik-baik agar mereka (warga) memahami," ujarnya.
Baca Juga : Pemakaman Jenazah Teroris, Risma Tunggu Fatwa MUI
(Ilustrasi/era.id)
Meski begitu, dirinya belum tahu kapan jenazah itu akan dimakamkan. Namun, ketujuh jenazah itu sudah mendapat tempat pemakaman.
Baca Juga : Cerita Om Evan dan Nathan Saat Ledakan Bom Surabaya
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan sejumlah pertemuan dengan sejumlah kiai untuk membahas masalah penolakan jenazah ini. "Sudah kami selesaikan dengan para kiai dan Wali Kota Risma melalui jalur kemasyarakatan umat," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, MUI Surabaya juga meminta kepada Risma untuk memperhatikan kemasyarakatan umat agar jangan sampai permasalahan ini, dimanfaatkan beberapa orang untuk menambah gesekan antar elemen masyarakat.
Sebelumnya, Wali Kota Tri Rismaharini menyatakan masih menunggu fatwa dari MUI terkait pemakaman jenazah terduga teroris yang ditolak oleh warga.
Baca Juga : Polisi Tangkap Peneror Bom Gereja Santa Anna
(Infografis/era.id)
Baca Juga : Menjawab Polemik Mengurus Jenazah Teroris
Risma menyebut, pihaknya mendengar ada sejumlah warga di sekitar Makam Putat Gede, Jarak, Sawahan, Surabaya yang menolak dimakamkannya ketujuh jenazah itu di pemakaman umum setempat.
Bahkan, warga Putat Jaya datang ke makam setempat dan kembali menutup lubang makam yang sudah digali. Rencananya, lubang makam itu disiapkan untuk mengubur jenazah terduga teroris Dita Oepriarto, yang merupakan pelaku pengeboman di GPPS Jalan Arjuno, Minggu (13/5).