Namun, ternyata, Agus mengaku enggan memantaskan diri sebagai calon wakil presiden baik untuk kubu Jokowi maupun Prabowo. Sebab, menurutnya, kursi cawapres merupakan kewenangan penuh dari capres.
"Kalau mengusung (cawapres) itu kan tergantung capresnya. Capresnya ngajak siapa, nunjuk siapa, menggandeng siapa, saya enggan memantas-mantaskan diri," katanya usai acara Refleksi 20 tahun reformasi, di Jakarta, Senin (21/5/2018).
"Kalau ada hasil survei yang baik untuk saya pribadi, saya Alhamdulillah bersyukur artinya ada doa dan harapan dari masyarakat itu semua yang ingin saya menangkan adalah rakyat di mana pun berada, saya ingin terus berkomunikasi dengan mereka terus membangun chemistry," lanjutnya.
(Infografis elektabilitas calon presiden versi survei Charta Politika Indonesia/era.id)
Agus menerangkan, Partai Demokrat tidak akan ngotot untuk mengusulkan kadernya sebagai cawapres kepada capres tertentu. Sebab, dalam menentukan pasangan capres-cawapres harus dengan kecocokan hati.
"Sekali lagi kalau mau ditanya apakah Demokrat mengusung seseorang termasuk saya sebagai cawapres itu tergantung pada capresnya, apakah capresnya kemudian memiliki kecocokan hati, visi dan sebagainya," jelasnya.
Di sisi lain, Agus mengaku, dirinya saat ini tengah mempersiapkan diri dengan menambah wawasan politik. Sebab, katanya, hal tersebut untuk bekal dirinya jika masyarakat menginginkan dia menjadi alternatif pilihan.
"Bagi saya pribadi ingin terus mempersiapkan diri dengan berbagai pengetahuan, wawasan, komunikasi dan sebaginya. Karena jika saya dibutuhkan, oleh negara ini, oleh rakyat ini, dan siapapun yang mengharapkan saya menjadi alternatif itu harus dipersiapkan sejak sekarang," kata dia.