Tim ini sudah bekerja pada selama tiga bulan sejak Februari dan sudah habis masa kerjanya pada bulan ini. Setelah ini, ttersebut akan diperpanjang tiga bulan ke depan.
Baca Juga : Polda Metro Jaya Bentuk Satgas Kasus Novel
"Berdasarkan Sidang Paripurna pada Bulan Mei 2018, Tim Bentukan Paripurna Kasus Novel Baswedan ini diperpanjang masa kerjanya selama 3 bulan ke depan," sebut Ketua Tim Bentukan Paripurna Kasus Novel Baswedan Sandrayati Moniaga di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018).
Selama itu, tim tersebut telah melakukan pengambilan keterangan terhadap korban, saksi, mengecek lokasi, serta menerima data dari KPK dan Polda Metro Jaya.
Perpanjangan masa tugas tim tersebut, dilakukan untuk pendalaman pemeriksaan terhadap beberapa pihak atas informasi awal.
Baca Juga : Datangi KPK, Komnas HAM Ngobrolin Novel Baswedan
Selain itu, tim ini bertugas untuk menindaklanjuti pelengkapan data atas klarifikasi yang telah diberikan, serta perlunya pendalaman dengan ahli.
"Kami bertugas untuk mengetahui hambatan dan peta persoalan yang dialami, apakah ada asumsi-asumsi dihalang-halangi ada, supaya polisi mengungkap kasusnya. Jadi, tugas kami bukan memberi jawaban siapa pelakunya," kata Sandrayati.
(Infografis/era.id)
Pada 14 Maret 2018, tim dari Komnas HAM ini meminta keterangan Novel atas kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya. Saat itu, Novel dimintai keterangan selama tujuh jam.
Sementara, Polda Metro Jaya membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk menyelesaikan kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Sebanyak 166 penyidik bergabung dalam Satgas tersebut. Namun, hingga kini kasus tersebut belum terungkap dengan baik.
