ERA.id - COVID-19 Varian Omicron menyebar begitu cepat dan menyebabkan lonjakan kasus Covid di Amerika Serikat.
Namun tidak seperti Delta, Omicron tampaknya menyebabkan jumlah infeksi yang jauh lebih tinggi.
Dokter telah mengonfirmasi bahwa baik orang yang tidak divaksinasi maupun yang sudah divaksinasi lengkap, dapat tertular varian ini. Meskipun mungkin mereka mengalami gejala yang sangat berbeda.
Faktanya, ada gejala Covid yang jauh lebih mungkin dialami pada orang yang sudah divaksinasi daripada pada orang yang tidak divaksinasi, begitu pula sebaliknya.
Varian Omicron memiliki kemampuan untuk menyebar ke individu yang sudah divaksinasi dan tidak divaksinasi, cara manifestasinya tampaknya berbeda.
Seorang Profesor di New York University Meyers College of Nursing, Maya N Clark-Cutaia, mengatakan orang yang sudah divaksinasi dan terinfeksi Omicron, cenderung lebih mengeluhkan sakit kepala, nyeri tubuh, dan demam.
"Seperti pilek yang sangat parah," ujar Maya seperti dilansir dari laman Best Life Online, Senin (31/1/2022).
Di sisi lain, sesak napas, batuk, dan gejala mirip flu lainnya, hanya benar-benar menyerang orang yang tidak divaksinasi dan terinfeksi varian ini.
Direktur Kesehatan Global dalam Pengobatan Darurat di New York-Presbyterian dan Columbia University Medical Center, Craig Spencer, mengatakan, orang yang telah dibooster juga mungkin mengalami sakit tenggorokan, sementara mereka yang diberi dua dosis mungkin mengalami kelelahan dan batuk.
"Tapi tidak ada yang sesak napas," kata Craig.
Hilangnya indera penciuman dan perasa adalah gejala yang kurang umum pada Omicron. Mereka juga melemah karena gejalanya kian berkurang, misalnya sudah jarang yang mengeluhkan demam.
"Saya pikir apa yang kami alami adalah sama seperti orang-orang yang sudah divaksinasi, atau sudah dibooster. Kami tidak melihat banyak yang alami demam, jika ada itu adalah orang yang belum divaksinasi," jelas Kepala Penyakit Menular di Penn Presbyterian Medical Center, Judith O’Donnell.
"Pada orang yang tidak divaksinasi, Omicron menyebabkan pneumonia. Mereka datang di unit gawat darurat dengan sesak napas karena pneumonia, seperti yang terjadi pada gelombang sebelumnya dan varian sebelumnya," ucap O’Donnell.